Selain itu, juga membersihkan dengan disinfektan benda-benda yang terindikasi terkena kencing tikus, menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus secara tertutup, dan menggunakan alat pelindung diri saat berkontak dengan hewan atau lingkungan yang berisiko tinggi seperti menggunakan sepatu boot, sarung tangan, dan masker.
"Kami mengajak masyarakat membudayakan PHBS mulai dari keluarga terutama untuk mengendalikan tikus di rumah. Makanan atau sumber air yang tercemar urine tikus berisiko menjadi penularan leptospirosis," ucapnya.
Baca juga: Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat
Seperti diketahui, leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang menyerang manusia dan hewan.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang terkandung dalam urine hewan utamanya tikus.
Bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit (yang terdapat luka) atau selaput lender.
Kemudian bakteri tersebut memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan tubuh. Pada jenis yang ringan, leptospirosis dapat muncul seperti influenza dengan sakit kepala dan myalgia atau nyeri otot.
Baca juga: Penjelasan Dinkes Solo soal Warga Meninggal Disebut karena Leptospirosis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.