Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Kompas.com, 17 Mei 2024, 10:31 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan, kawasan sumbu filosofi memiliki beberapa potensi bencana.

Potensi bencana di kawasan sumbu filosofi seperti kebakaran dan gempa bumi.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan penyusunan disaster risk manajeman plan (drmp) untuk kawasan sumbu filosofi.

Diketahui, sumbu filosofi Yogyakarta adalah konsep tata ruang Keraton Yogyakarta yang dibentuk oleh Sultang Hamengkubuwono I pada abad XVIII.

Konsep tata ruang sumbu filosofi tersebut berdasarkan konsepsi Jawa dengan struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di selatan, Keraton Yogyakarta di tengah, dan Tugu Yogyakarta di utara.

Baca juga: Ratusan Wisatawan di Malioboro Kena Tegur Jogobaran Selama Libur Lebaran, Mengapa?

Penyusunan ini bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, BPBD, Kementerian Kebudayaan, dan di-support oleh bank dunia.

"Hasil kajian kami sementara, di sepanjang sumbu filosofi ada beberapa potensi bencana yang punya potensi cukup tinggi pertama terkait kebakaran, gempa, dan bencana lainnya," ujar Noviar saat dihubungi, Kamis (16/5/2024).

Dengan adanya potensi bencana tersebut, perlu dilakukan mitigasi bencana kepada seluruh masyarakat yang ada di sekitar sumbu filosofi mulai dari wisatawan, pengguna toko, bahkan pada bangunan cagar budaya.

"Khusus untuk Keraton, minggu depan kami lakukan simulasi kebencanaan di keraton kepada abdi dalem, apabila terjadi bencana apa yang harus dilakukan oleh abdi dalem, yang juga merupakan bagian dari sumbu filosofi," kata dia.

"Kemudian bulan depan ada 5 tempat di sumbu filosofi, kita juga akan lakukan simulasi kebencanaan," imbuh dia.

Baca juga: Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...


Baca juga: Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Potensi bencana di kawasan sumbu filosofi

Noviar menjelaskan bahwa potensi kebakaran di kawasan sumbu filosofi menjadi urutan pertama yang perlu diwaspadai mengingat pada kawasan sumbu filosofi ini di sepanjang sumbu filosofi tidak hanya jalanan tetapi juga banyak bangunan sehingga miliki potensi korsleting listrik.

"Setelah kami melakukan penyusunan DRMP-nya, kami juga akan melakukan asesmen instalasi listrik yang ada di sepanjang sumbu filosofi. Kemudian risiko lainnya terkait pedagang di situ, punya resiko menimbulkan terjadinya kebakaran. Nanti asesmennya akan muncul di dalam DRMP kita," beber dia.

Ia menambahkan, dalam asesmen yang dikeluarkan tidak hanya berupa rekomendasi tetapi dalam bentuk dokumen yang berisi apa yang harus dilakukan oleh masing-masing warga atau pengusaha yang ada di sekitar sumbu filosofi.

"Tidak hanya rekomendasi, jadi dalam DRMP muncul bentuk dokumen, akan muncul siapa melakukan apa," jelas dia.

"Misalnya terkait dinas kebudayaan, bagaimana mengamankan aset-aset budaya cagar budaya dari ancaman bencana, apa yang harus dilakukan termasuk misalnya UMKM, kan juga banyak di sepanjang sumbu, nanti akan muncul rekomendasi dinas UMKM menyusun jalu evakuasi apabila terjadi bencana," jelasnya.

Dia menambahkan nantinya di sekitar jalur-jalur sumbu filosofi akan dipasang rambu-rambu di mana titik kumpul, dan juga ditentukan siapa pemandu masyarakat jika terjadi bencana.

"Harus ada yang dimunculkan, komando ini ada di siapa, kemudian terkait logistik, perekonomian mereka yang mati saat bencana siapa yang akan melakukan supaya kehidupan mereka tetap berjalan nanti akan muncul di dokumen ini, baru kita akan simulasi semua. Karena nanti kita dibantu bank dunia," pungkasnya.

Baca juga: Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau