Salin Artikel

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Potensi bencana di kawasan sumbu filosofi seperti kebakaran dan gempa bumi.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan penyusunan disaster risk manajeman plan (drmp) untuk kawasan sumbu filosofi.

Diketahui, sumbu filosofi Yogyakarta adalah konsep tata ruang Keraton Yogyakarta yang dibentuk oleh Sultang Hamengkubuwono I pada abad XVIII.

Konsep tata ruang sumbu filosofi tersebut berdasarkan konsepsi Jawa dengan struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di selatan, Keraton Yogyakarta di tengah, dan Tugu Yogyakarta di utara.

Penyusunan ini bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, BPBD, Kementerian Kebudayaan, dan di-support oleh bank dunia.

"Hasil kajian kami sementara, di sepanjang sumbu filosofi ada beberapa potensi bencana yang punya potensi cukup tinggi pertama terkait kebakaran, gempa, dan bencana lainnya," ujar Noviar saat dihubungi, Kamis (16/5/2024).

Dengan adanya potensi bencana tersebut, perlu dilakukan mitigasi bencana kepada seluruh masyarakat yang ada di sekitar sumbu filosofi mulai dari wisatawan, pengguna toko, bahkan pada bangunan cagar budaya.

"Khusus untuk Keraton, minggu depan kami lakukan simulasi kebencanaan di keraton kepada abdi dalem, apabila terjadi bencana apa yang harus dilakukan oleh abdi dalem, yang juga merupakan bagian dari sumbu filosofi," kata dia.

"Kemudian bulan depan ada 5 tempat di sumbu filosofi, kita juga akan lakukan simulasi kebencanaan," imbuh dia.

Potensi bencana di kawasan sumbu filosofi

Noviar menjelaskan bahwa potensi kebakaran di kawasan sumbu filosofi menjadi urutan pertama yang perlu diwaspadai mengingat pada kawasan sumbu filosofi ini di sepanjang sumbu filosofi tidak hanya jalanan tetapi juga banyak bangunan sehingga miliki potensi korsleting listrik.

"Setelah kami melakukan penyusunan DRMP-nya, kami juga akan melakukan asesmen instalasi listrik yang ada di sepanjang sumbu filosofi. Kemudian risiko lainnya terkait pedagang di situ, punya resiko menimbulkan terjadinya kebakaran. Nanti asesmennya akan muncul di dalam DRMP kita," beber dia.

Ia menambahkan, dalam asesmen yang dikeluarkan tidak hanya berupa rekomendasi tetapi dalam bentuk dokumen yang berisi apa yang harus dilakukan oleh masing-masing warga atau pengusaha yang ada di sekitar sumbu filosofi.

"Tidak hanya rekomendasi, jadi dalam DRMP muncul bentuk dokumen, akan muncul siapa melakukan apa," jelas dia.

"Misalnya terkait dinas kebudayaan, bagaimana mengamankan aset-aset budaya cagar budaya dari ancaman bencana, apa yang harus dilakukan termasuk misalnya UMKM, kan juga banyak di sepanjang sumbu, nanti akan muncul rekomendasi dinas UMKM menyusun jalu evakuasi apabila terjadi bencana," jelasnya.

Dia menambahkan nantinya di sekitar jalur-jalur sumbu filosofi akan dipasang rambu-rambu di mana titik kumpul, dan juga ditentukan siapa pemandu masyarakat jika terjadi bencana.

"Harus ada yang dimunculkan, komando ini ada di siapa, kemudian terkait logistik, perekonomian mereka yang mati saat bencana siapa yang akan melakukan supaya kehidupan mereka tetap berjalan nanti akan muncul di dokumen ini, baru kita akan simulasi semua. Karena nanti kita dibantu bank dunia," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/05/17/103152978/sumbu-filosofi-yogyakarta-miliki-potensi-bencana-apa-saja

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com