Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dilarang Beraktivitas di Sungai Pembatas 3 Daerah Terpapar Antraks

Kompas.com - 13/03/2024, 19:53 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Widiyanti mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak menggunakan area sungai yang diduga digunakan untuk membuang bangkai hewan ternak.

Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran bakteri antraks.

Widiyanti menjelaskan, lokasi ditemukannya paparan antraks di Klaten, Sleman, dan Gunungkidul merupakan area yang berdekatan.

Baca juga: Tak Hanya di Yogyakarta, Satu Keluarga di Klaten Sempat Makan Daging Terpapar Antraks

Setelah pihaknya menerima adanya informasi paparan antraks DKPP Kabupaten Klaten lalu melakukan investigasi di kawasan Gantiwarno, Kabupaten Klaten.

Diketahui bahwa Gantiwarno Klaten berdekatan dengan Serut Gedangsari, Gunungkidul serta Gayamharjo, Prambanan, Sleman.

"Kebetulan batas alam di sana adalah sungai. Kami sudah menginstruksikan kepada camat untuk mengimbau masyarakat, khususnya di daerah risiko untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sungai," kata Widiyanti.

Untuk sementara aktivitas yang dilarang berupa cari pakan untuk ternak, memandikan hewan ternak, dan aktivitas apapun di sekitar sungai pembatas ke tiga wilayah tersebut.

"Jadi ini sebagai bentuk antisipasi dalam rangka mencegah penyebaran spora antraks," kata dia.

Dia menambahkan, dilarangnya aktivitas di sekitar sungai karena pihaknya mendapatkan informasi adanya bangka kambing yang dibuang di sungai.

"Kita dapat informasi ada bangkai kambing yang dibuang di sungai terlepas betul atau tidak dalam rangka antisipasi, masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun," jelasnya.

Sementara itu, Kepala BBVET Wates Hendra Wibawa mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui ada dua hewan ternak terkonfirmasi positif antraks, yakni di wilayah Gayamharo, Prambanan, Sleman dan Serut, Gedangsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

"Kalau yang terkonfirmasi di dua pemilik saja. Satu di Gayamharjo, satu pemilik di Serut Gedangsari. Walaupun itu di dua kabupaten, tetapi jaraknya tidak jauh. Radiusnya tidak lebih dari 200 meter," kata dia.

Baca juga: Kasus Antraks Gunungkidul, Ratusan Ternak Diberi Vitamin dan Ada Isolasi

Sebelumnya diberitakan, sebaran daging kambing atau sapi yang diduga terpapar antraks tidak hanya di kawasan Sleman dan Gunungkidul, tetapi sampai ke Klaten, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Widiyanti menjelaskan terdapat satu keluarga di Klaten, Jawa Tengah yang mendapatkan daging dari Kalinongko, Sleman.

"Terkait dengan daging yang sempat dibawa ke Klaten, kebetulan anak dari pemilik ternak yang ada di Kalinongko memang ada balungan dan daging," ujarnya saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DI Yogyakarta, Rabu (13/3/2024).

Ia menjelaskan tulang atau balungan yang didapat sudah dimask oleh warga Klaten, dan sudah dimakan. Mendapatkan kaar tersebut pihaknya lalu melakukan investigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com