Pada bagian atas pintu terdapat vousoir atau unit-unit batu yang biasa disusun dalam bentuk melengkung di atas gerbang, pintu, atau jendela.
Pada 10 Juni 1867, bangunan GPIB Marga Mulya sempat rusak parah akibat guncangan gempa.
Gedung gereja kemudian dibangun kembali pada masa Residen Hubert Desire Bosch (1865 – 1873).
Renovasi pembangunan GPIB Marga Mulya saat itu juga mendapat bantuan dana dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Bangunan GPIB Marga Mulya yang berdiri hingga saat ini ini merupakan hasil renovasi pasca gempa bumi di tahun 1867.
Karena nila sejarahnya, bangunan GPIB Marga Mulya juga telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia No.PM25/PW.007/MKP/2007.
Sumber:
gpibmargamulya.or.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
jogjaprov.go.id