Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Tak Diajak Bicara soal Rencana Relokasi, PKL Maliboro Laporkan Pemda DIY ke Ombudsman

Kompas.com - 18/12/2023, 19:42 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban dan Koperasi Tri Dharma melaporkan Pemerintah DIY ke Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan DIY.

Paguyuban Tri Dharma melaporkan Pemerintah DIY atas dugaan pelanggaran maladministrasi terkait rencana relokasi Teras Malioboro 2.

Ketua Paguyuban dan Koperasi Tri Dharma, Arif Usman mengatakan ada rencana relokasi jilid 2 untuk Teras Malioboro 2. Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan menyebutkan jika setiap detail engineering design (DED) sudah mengajak bicara pedagang.

Baca juga: PKL Surabaya Blokir Jalan, Bermula dari Penertiban

Namun, pedagang di Teras Malioboro 2 sampai dengan saat ini tidak pernah diajak bicara terkait rencana relokasi tahap 2.

"Katanya kemarin Ngarso Dalem dalam hal ini Sultan sebagai gubernur kan menyatakan bahwa setiap DED kita sudah diajak bicara," ujarnya di kantor Ombudsman DIY, Senin (18/12/2023).

Sehingga pihaknya menduga ada pelanggaran maladmistrasi dari pihak pemerintah daerah tentang aturan DED.

"Jadi untuk itu mungkin ada maladministrasi dari pihak provinsi tentang aturan DED itu, yang seharusnya ada pembicaraan dengan pedagang," ungkapnya.

Sekretaris Paguyuban Tri Dharma, Shinta Septiani menyoroti tentang menurunya pandapatan pedagang di Teras Malioboro 2. Setelah dipindahkan dari selasar ke Teras Malioboro 2, para pedagang mengaku sepi pembeli. Terutama pedagang yang lapaknya berada di paling belakang.

Bahkan menurut Shinta, lapak pedagang yang posisinya di belakang sudah banyak yang kosong karena kehabisan modal akibat sepi pembeli.

"Bukan menurun lagi, tapi anjlok, terjun bebas turunya 90 persen. Bahkan ada yang sampai dua minggu sama sekali daganganya tidak laku," ucap Shinta Septiani.

Diungkapkan Shinta musim liburan dengan banyaknya pengunjung di Malioboro tidak berpengaruh terhadap pendapatan para pedagang. Sebab lapak pedagang di Teras Malioboro tidak ditata secara strategis.

"Pedagang itu sudah ditatanya tidak strategis, dalam artian depan sudah dua muka, depan jualanya sudah lengkap. Tanpa harus masuk panas-panasan mereka (pembeli) sudah dapat yang dicari," urainya.

Menurut Shinta ada 923 pedagang yang berada di Teras Malioboro 2. Dari jumlah itu sebagian besar mengeluhkan daganganya sepi pembeli.

"Dari 923 mungkin bisa dibilang 70 persen mengeluhkan kalau omset mereka terjun, atau turun drastis," tandasnya.

Baca juga: Tanggapi Keluhan PKL di Teras Malioboro 2, Sultan HB X: Maunya Pedagang Untung Terus

Paguyuban Tri Dharma berharap agar Pemerintah DIY melakukan peninjauan ulang atas rencana relokasi dengan melibatkan PKL Teras Malioboro 2 secara aktif dan menyeluruh.

Selain itu, Pemerintah DIY diharapkan menyusun kebijakan yang partisipatif dan transparan sehingga mampu mengangkat perekonomian para PKL Teras Malioboro 2.

"Mewakili teman-teman pedagang, daripada kami dipindah direlokasi di tempat yang tidak menjamin kesejahteraan kami, silakan pindah kami di selasar dengan konsep baru dari pemerintah. Dan kami menuntut kesejahteraan, itu yang kami tuntut," tegasnya.

Sementara itu Kepala Ombudsman DIY, Budhi Masturi mengatakan, akan melihat kelengkapan syarat formil materiil laporan.

"Kalau memenuhi formil materiilnya baru kita lakukan langkah-langkah pemeriksaan laporanya," ungkapnya.

Budhi Masturi menuturkan akan memberikan kesempatan kepada Pemerintah DIY untuk memberikan penjelasan.

"Termasuk juga kita akan tawarkan, kalau kita fasilitasi untuk berdialog melalui proses mediasi Ombudsman kira-kira Pemerintah DIY berkenan nggak. Tadi kalau pedagang kan mau, kalau Pemerintah DIY mau itu bagus sekali akan lebih tuntas penyelesaianya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Yogyakarta
Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk 'Study Tour'

Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com