Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa Tidak Jelas, 28 Mahasiswa Raja Ampat di Yogyakarta Menahan Lapar

Kompas.com - 11/12/2023, 22:43 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sebanyak 28 mahasiswa dan mahasiswi asal Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat harus menunggak membayar kos hingga menahan lapar karena beasiswa yang dijanjikan Pemkab Raja Ampat tak ada kejelasan.

Para mahasiswa ini pun mengadukan apa yang dialami ke Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan DIY (ORI DIY). 

Sekjen Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMA-Papua) Irto Mamoribo menceritakan awalnya Dinas Pendidikan menawarkan program beasiswa. 

"Menawarkan pada adik-adik bahwa ini program KIP itu yang pertama, terus adalah program kontrak kerjasama, terus kemudian adalah program wakil bupati," ujar Sekjen Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMA-Papua) Irto Mamoribo usai mendampingi para mahasiswa di kantor ORI DIY, Senin (11/12/2023). 

Baca juga: Cerita Pemuda Eks Deportan yang Telantar di Nunukan, Menjadi Kriminal yang Bikin Pusing Aparat

Para mahasiswa tersebut kemudian dipungut biaya sebesar Rp 5 juta. Uang tersebut disampaikan kepada para mahasiswa sebagai biaya administrasi. 

Bahkan, setelah membayar Rp 5 juta itu disebutkan segala kebutuhan hingga lulus kuliah akan ditanggung Pemkab Raja Ampat. 

"Itu mengcover semua sampai wisuda. Nah ini justru timbul pertanyaan program model apa ini. Kok mahasiswa membayar 5 juta, padahal latar belakang orangtua mereka kan rata-rata di kampung-kampung, nelayan semua," jelasnya. 

Sebanyak 28 orang kemudian membayar masing-masing Rp 5 juta. Uang tersebut dibayarkan kepada seorang oknum dari Dinas Pendidikan dan seorang yang merupakan alumni dari Yogyakarta

Setelah itu pada sebanyak 28 mahasiswa ini diberangkatkan dari Kabupaten Raja Ampat ke Yogyakarta. Mereka masuk ke salah satu universitas swasta. 

Para mahasiswa ini sudah di Yogyakarta sejak September lalu. Tetapi para mahasiswa ini tidak pernah mendapatkan apa yang dijanjikan yakni segala kebutuhan hingga lulus kuliah akan ditanggung Pemkab Raja Ampat. 

Bahkan saat konfirmasi ke kampus, ternyata belum ada kerja sama dengan pemerintah tempat para mahasiswa ini berasal. 

"Kita konfirmasi ke universitas bahwasanya sejauh ini tidak ada kontrak kerja sama antara pemda dan universitas. Baru sebatas wacana sedangkan anak-anak sudah dikirim ke sini," ucapnya. 

Baca juga: Dokter RSUD Syekh Yusuf Gowa Mogok Kerja, Ratusan Pasien Telantar

Menurut Irto, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat seharusnya lebih dulu mengurus dan menyelesaikan perjanjian kerja sama dengan pihak kampus. Setelah itu baru mengirimkan para mahasiswanya. 

Sehingga dapat dikatakan, para mahasiswa ini hanya sekedar didaftarkan ke universitas oleh Pemkab Raja Ampat. 

"Status kejelasan beasiswa ini belum jelas. Kontribusi pemda terhadap anak-anak ini baru sebatas uang tiket yang digunakan dari Raja Ampat ke Yogya. Kontribusi pemda dalam pendidikan mereka di kampus belum ada," tegasnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com