Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Bidang Tanah untuk Jalan Tol di Kulon Progo Mulai Dipatok

Kompas.com - 24/11/2023, 19:31 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pembangunan jalan Tol Solo–Yogyakarta–YIA memasuki tahap pemasangan patok di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pemasangan patok menyusul terbitnya izin penetapan lokasi (IPL) yang diterbitkan Pemerintah Provinsi DIY lewat Keputusan Gubernur DIY Nomor 378/KEP/2023 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, Seksi Yogyakarta-Kulon Progo.

Pematokan dimulai dari wilayah Kalurahan Banguncipto, Kapanewon Sentolo. 

“Surat pemberitahuan yang intinya Jumat tanggal 24 ini akan dilakukan pemasangan patok RoW (right of way atau ruang bagi jalan tol) terkait trase jalan tol,” kata Lurah Banguncipto, Boiran, di kantornya, pada Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Kasus Pernikahan Dini di Kulon Progo Sudah Melebihi Tahun Lalu

Rencana pemasangan patok diberitahukan melalui surat pemberitahuan pejabat pembuat komitmen (PPK) pembangunan jalan tol.

Pemasangan patok akan dilakukan di dusun-dusun terdampak, yakni Padukuhan Ploso, Bantarjo, Banaran Lor dan Banaran Kidul.

Selain itu, Padukuhan Bantar Kulon juga terkena pembangunan exit tol. 

Sekitar 530 bidang tanah warga di Banguncipto ini tergusur pembangunan tol, termasuk di antaranya satu makam dan dua masjid.

Meski rencana pemasangan patok dijadwalkan mulai Jumat ini, namun ternyata urung dilakukan.

Pematokan akan mulai dilakukan, Sabtu (25/11/2023).

“Perkembangan siang ini, kami terima informasi alat bantu untuk pemasangan patok RoW itu masih dalam proses maintenance sehingga dimungkinkan (bergeser ke) ada informasi besok (Sabtu) pagi dimulai,” kata Boiran, di ruang kerjanya. 

Sebanyak 18 desa terdampak pembangunan jalan tol di Kulon Progo.

Tol ini merupakan bagian dari jalan bebas hambatan antara Solo–Yogyakarta -YIA (Yogyakarta International Airport). 

Desa-desa itu terdapat di enam kapanewon atau kecamatan, Sentolo, Nanggulan, Wates, Pengasih, Kokap dan Temon.

Luas bidang tanah jalan tol di Kulon Progo mencapai 344,417 hektare.

Boiran mengungkapkan, IPL menunjukkan kepastian pemerintah membangun tol sehingga warga bisa menyiapkan diri. 

“Kemarin siang kita langsung koordinasi internal, membahas apa yang perlu disiapkan dan sosialisasi ke dukuh, RT, RW terkait trase yang akan dilakukan pematokan. Sehingga warga terkena jalur itu, tidak salah paham, bertanya-tanya dan penasaran,” kata Boiran.

Baca juga: Cerita Kepala Desa Pepe Tolak Ganti Rugi Tol Solo-Yogyakarta, Tidur Berpindah-pindah Tempat, Sang Suami Bertahan di Tenda

Kepala Seksi Pemerintahan Kalurahan Temon Wetan, Rudi Sanjaya juga mengungkapkan, kantornya juga telah menerima pemberitahuan rencana pemasangan patok RoW pembangunan tol. 

Ia mengungkapkan, pihaknya masih menunggu jadwal kapan akan berlangsung pemasangan patok. 

“Pas-nya belum tahu untuk Temon Wetan. Kami masih menunggu informasi selanjutnya,” kata Rudi, via pesan.

Dengan pematokan, maka warga terdampak pembangunan semakin dekat dengan pembangunan. Selama ini, warga menunggu kepastian.

Selama penantian, beberapa warga ada yang sudah menyiapkan diri berupa mengadakan bahan bangunan maupun membeli tanah di lokasi  baru.

Sebagian besar masih menunggu kepastian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com