Dia ingin membangun kembali media sosialnya dan menjalani kehidupan normal sebagai ibu.
Selain menjaga tanaman di taman, VR pernah menjadi tenaga di dapur.
Dia mengaku kaget dengan kondisi di dalam Lapas. Menurutnya, kondisi lapas tidak seperti bayangan sebelumnya yang menyeramkan sebagaimana di film-film.
"Semua baik di sini. Petugas semua membimbing kita dengan baik. Anggap di sini mondok, belajar lagi," kata dia.
Baca juga: Kisah Sapta Berjuang Pulang ke Indonesia Usai Ditipu Jadi Operator Judi Online di Kamboja
Kepala LPP Yogyakarta Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy mengatakan, VR termasuk salah satu warga binaan yang baik dan berkontribusi. Bahkan sukarela membantu di dapur hingga memberikan dukungan kepada teman-temannya.
Dikatakannya, warga binaan yang berjumlah 200-an perempuan ini diberikan pelatihan mulai memasak hingga membatik. Bahkan untuk batik yang dibuat oleh terpidana mati asal Filipina, Mary Jane diminati sampai luar negeri.
Nantinya hasil penjualan juga diberikan kepada warga binaan yang membuat. Penjualan menggunakan media sosial maupun melalui jaringan Komnas Perempuan dan jaringan Kementerian Hukum dan HAM.
Ke depan pihaknya juga berencana membuat akun e-commerce untuk memasarkan produk karya warga binaan itu.
"Kita berupaya memberikan bekal untuk nanti setelah keluar dari sini bisa bermanfaat bagi keluarga, dan orang lain. Tidak kembali ke sini lagi," kata Evi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.