"Belum pernah beli, kami tidak punya dana Mas," kata dia.
Saat musim penghujan, mereka menampung air dan digunakan untuk sehari-hari.
Ketika berbincang ternyata di sebelah mereka duduk terdapat meteran air, dan setelah ditanyakan, ternyata sudah lama tidak berfungsi. Bahkan, kerannya sudah tidak ada lagi.
Uniknya, mereka juga kompak tidak mengetahui nama bupati yang saat ini menjabat.
"Ini pernah kering, kita nyari ke sumber yang lebih jauh sekitar 1 jam kalau jalan kaki. Sumur ini mungkin airnya enggak sampai satu bulan sudah habis," kata Hariyanti.
Beberapa ibu ini kompak menjawab jika air di sumur ini hanya akan bertahan sekitar sebulan ke depan. Jika nantinya habis mereka terpaksa mengambil sumber yang lebih jauh.
Ketua RT 01, Ngipik, Tegalrejo, Gedangsari, Suranto mengatakan, sumur ini dimanfaatkan 22 jiwa untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap tahun akhir Juli sampai hujan.
"Kondisi air seputih susu, ngambil pagi, sorenya baru digunakan," kata dia.
Dia mengatakan sumur ini paling dekat dengan rumah warga, sehingga diguanakan warga.
"PDAM ada tapi mesinnya tidak kuat sampai sini mungkin. Karena di sini titik tertinggi ya," kata Suranto.
Suranto yang memiliki budidaya ikan guppy pun terpaksa hanya menyisakan sedikit di akuariumnya karena keterbatasan air yang dimiliki.
"Kami berharap pemerintah membantu kami, air bisa sampai ke sini," kata dia.
Lurah Tegalrejo, Sarjono mengatakan, sumber air tidak ada masalah di wilayahnya. Bahkan tahun ini dia tidak meminta droping air bersih.
"Di titik yang sulit dijangkau kami upayakan pengeboran, kebetulan di perbatasan Ngipik - Cermo ada pengeboran dari provinsi, sudah ada air di kedalaman 120 meter," kata dia.
Dikatakannya, di tujuh KK itu ada penampungan air, namun debit air tidak mampu sampai ke atas. Jika pengeboran sudah selesai maka dimungkinkan menyuplai mereka.
Tahun ini program CSR, bantuan pribadi, hingga pemerintah ada 8 titik. Total sudah puluhan titik dibor untuk air bersih warga.
"Sekarang tidak ada yang membeli air bersih dari tangki swasta. Untuk droping air kami tidak meminta bantuan, kami ingin warga mandiri," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang