YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Bakal Calon Presiden dari Partai PDI Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo menjelaskan tentang usulan yang pernah dilontarkan terkait parpol mendapat bantuan Rp 1 trilliun setiap dari APBN.
Bakal Calon Presiden dari Partai PDI Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo hadir memenuhi undangan acara "3 Bacapres Bicara Gagasan" yang digelar atas kerja sama UGM dengan Narasi Mata Najwa di Grhra Sabha Pramana, Selasa (19/9/2023).
Presenter Najwa Sihab melontarkan pertanyaan tentang usulan Ganjar Pranowo pada tahun 2021 terkait parpol mendapat bantuan Rp 1 trilliun dari APBN.
Baca juga: Harta Ganjar Rp 13 M, Sebut Pembiayaan Pilpres Dilakukan Bersama-sama Partai
Najwa Sihab bertanya apakah Ganjar Pranowo masih memiliki gagasan yang sama dengan hal tersebut.
Ganjar Pranowo menjawab jika gagasannya masih sama dengan yang dilontarkanya pada 2021 lalu.
"Masih, sebenarnya tidak itu Mbak. Lebih jauh lagi ketika saya masih di DPR RI," ujar
dalam acara "3 Bacapres Bicara Gagasan" yang digelar atas kerja sama UGM dengan Narasi Mata Najwa di Grhra Sabha Pramana
Ganjar menyampaikan tidak ada demokrasi tanpa partai politik. Tidak ada calon presiden yang tidak diusulkan oleh partai politik.
"Apa yang ingin saya ceritakan, pernah saya menjadi tim lobi, pernah saya menjadi ketua pansus, pernah saya menjadi anggota pansus ketika memyusun undang-undang Parpol dan Pemilu termasuk Pilpres," ucapnya.
Baca juga: Ini Tempat Romantis di UGM Menurut Ganjar Pranowo
Saat itu, lanjut Ganjar, sampai dengan pembahasan sumber pendanaan partai politik adalah badan usaha milik partai. Namun Ganjar mengungkapkan saat itu tidak ada yang setuju.
"Partai saat ini suaranya hanya dihargai sedikit sekali sehingga akumulasinya bergantung dari representasi seluruh jumlah yang ada. Apa yang terjadi? Duitnya sedikit," bebernya.
Ganjar menuturkan ada dua tim yang kemudian berangkat ke Amerika dan Jerman untuk membandingkan.
"Amerika saya kira lebih pada personal yang masuk, tapi sistem kepartaian di Eropa berbeda, Jerman berbeda. Maka kenapa banyak sekali yayasan yang ada di sana," urainya.
Menurut Ganjar, jika tidak ekstrim multi partai tetapi simple multi partai maka partai tidak terlalu banyak.
"Jika partai tidak terlalu banyak Rp 1 trilliun untuk jalannya demokrasi tidak terlalu banyak. Tapi ada catatannya, karena ini duit negara maka pengelolaanya harus transparan dan akuntabel dan BPK turun untuk memeriksa itu," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.