Total ada tiga teman sekolahnya, dan satu teman bermain yang sudah lulus sekolah untuk membantunya.
"Dari pada main hape, saya ajak teman saya ikut bantu, lumayan bisa menambah uang jajan," ujar Alva.
Disinggung mengenai waktu bermain, Alva mengakui sesuai dengan perintah orangtuanya, dia hanya bermain saat malam libur saja. Selebihnya belajar dan jualan.
"Saya main, orangtua saya membatasi main, main hanya malam libur sekolah. Mau main jam berapa asalkan balik. Malam sekolah dilarang main," kata dia.
Kompas.com sempat mengikuti kegiatan Alva dari membeli jamur di Bleberan, dan membeli sayuran di Padukuhan Peron. Meski masih belia, dia tidak canggung berinteraksi dengan petani yang usianya lebih tua. Bahkan kelihatan akrab.
Ayah Alva, Sofyan mengatakan, sejak kecil anaknya ikut ke pasar Playen ikut menjual sayuran sekitar 2012 lalu. Semangat anaknya cukup mengagetkan, karena mimpinya ingin sayuran bisa dijual ke luar daerah, seperti gambas dan jamur.
Baca juga: Kisah Bayu, Bos Sound System yang Kini Jualan Sayur demi Bertahan di Tengah Pandemi
Namun diakuinya, permasalahan air bagi petani cukup mengurangi panen. "Saya melihat semangatnya saja, pulang sekolah dia berani turun langsung. Dia gak mau kuliah, mau nerusin usaha seperti ini," kata Sofyan.
Dikatakannya, anaknya punya teman-teman petani yang usianya muda, saat ini juga mendorong untuk menanam buah seperti semangka, dan pepaya. Harapannya buah ini bisa membantu perekonomian warga dan petani muda.
"Sekarang punya menanam semangka, jadi semua petani tidak harus sayuran bisa buah," kata Sofyan.
Dia berharap anaknya terus menekuni usaha yang dipilihnya dan jangan sampai patah semangat. Sehingga kedepan selepas lulus SMK bisa lebih mengembangkan usahanya.
Salah seorang teman berjualan Alva, Nova mengaku sudah sejak lama ikut membantu mencari sayur, hingga berjualan teman sekelasnya ini. DIa mengaku bersyukur dengan hasil harian, bisa membeli kebutuhan sekolah hingga hobi modifikasi sepeda motor.
"Ya lumayan hasilnya, bisa untuk otak-atik sepeda motor," kata Nova.
Baca juga: Sepedanya yang Berusia 38 Tahun Hilang, Nenek di Semarang Menangis: Beli Nyicil untuk Jualan Sayur
Petani milenial Padukuhan Peron, Kalurahan Bleberan, Yuliantoro mengaku senang bekerja sama dengan Alva, karena masih muda dan cekatan. Biasanya menjual gambas, timun hingga kacang.
"Sekarang kendalanya air, ngebor 60 meter, airnya untuk mengairi lahan tidak mencukupi karena debitnya kurang saat puncak musim kemarau seperti saat ini," kata dia.
Perlu diketahui, Alva menerima penghargaan wirausaha belia SMK 2023 DIY dalam program Momenku Siap Berkemas.
Dia menyebut bahwa omzetnya bisa menembus Rp 100 juta dari bisnis jual beli sayuran. Bahkan, dia bisa memberdayakan petani lokal sebagai penyuplai sayuran yang dijualnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.