Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitigasi Bencana di Balik Aktivitas Sesar Opak yang Picu Gempa Bantul 2006

Kompas.com - 06/08/2023, 14:01 WIB
Rachmawati

Editor

Kontrol yang lemah

Selain besarnya guncangan, kedalaman, dan durasi gempa, Wahyu mengatakan salah satu hal yang menyebabkan gempa yang mematikan adalah konstruksi bangunan. Itu yang perlu diperhatikan ketika seseorang memutuskan tetap tinggal di daerah rawan gempa.

Gempa 2006 lalu menyebabkan puluhan ribu rumah rusak dan ribuan nyawa melayang.

Kini, rumah-rumah yang runtuh itu sudah dibangun kembali, rumah yang rusak sudah diperbaiki, tapi pertanyaannya apakah bangunan itu memiliki kualitas yang lebih baik dalam menghadapi gempa atau malah lebih buruk?

Wahyu mengatakan, pemerintah memang memiliki standar bangunan di daerah rawan bencana, tetapi menurut dia “sulit sekali” untuk memastikan implementasinya di lapangan.

“Kalau dulu kan yang penting bagaimana bisa memiliki rumah lagi, yang penting rumahnya berdiri. Padahal seharusnya membangun dengan kondisi yang lebih kuat dibanding sebelumnya,” ujar Wahyu.

Baca juga: Trauma Jadi Korban Gempa 2006, Mbah Muhyi Pilih Tinggal di Gubuk Reyot

Dia menilai di situlah diperlukan kesadaran masyarakat dan pihak swasta yang membangun. Para pekerja bangunan yang membangun di daerah rawan bencana, menurut dia harus “memiliki sertifikasi”.

“Saya kira kontrol itu masih lemah. Jadi, sebenarnya IMB [Izin Mendirikan Bangunan] itu salah satunya tidak hanya mengontrol, tapi juga memastikan bangunan atau desain bagunan itu aman buat orang yang tinggal di dalamnya,” tegasnya.

Abdul Muhari mengatakan rekonstruksi bangunan di daerah bencana “tentu saja dibangun lebih baik daripada kualitas sebelumnya” sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku dan pembangunan itu berada di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan.

“Di Bantul berapa bulan yang lalu gempa yang kekuatannya magnitudo 6 kedalamannya 10 kilometer itu hanya satu rumah yang rusak berat, sekitar seratusan rumah lainnya rusak ringan, hanya gentengnya jatuh. Artinya ada perbaikan dari sisi mitigasi dan kesiapsiagaan,” ujar Abdul.

Namun, menurut Wahyu, gempa pada akhir Juni lalu itu tidak bisa dijadikan patokan karena pusat gempanya berbeda, bukan di Sesar Opak.

“Itu sudah lumayan jauh pusatnya, dan gempanya kemarin itu lebih pendek waktunya dibandingkan yang dulu,” kata dia.

Baca juga: Gempa 2006, Bangunan Warisan Budaya Yogyakarta Rusak

Pulau Jawa dipenuhi sesar aktif

Sesar Opak bukan satu-satunya sesar yang memicu gempa besar dan mengancam nyawa warga. Beberapa sumber menyebut setidaknya ada lebih dari 30 sesar aktif di Pulau Jawa, yang menyimpan potensi gempa yang berbeda-beda.

Sebut saja Sesar Lembang di Jawa Barat yang bisa memicu gempa dengan magnitudo 6,5 – 7. Ada juga Sesar Kendeng, yang membentang dari Selatan Semarang, Jawa Tengah, hingga bagian barat Jawa Timur, dikatakan bisa memicu gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7.

Sesar Baribis juga dikatakan bisa memicu gempa bumi yang mematikan karena melewati wilayah Jakarta dan sekitarnya yang padat penduduk.

Itu yang sudah teridentifikasi. Dalam wawancara bersama BBC News Indonesia pada Juni lalu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami dari BMKG, Daryono, mengatakan "masih banyak sekali sumber gempa sesar aktif yang belum terpetakan" di Indonesia.

Baca juga: Pakar Geologi ITS Menduga Gempa Mojokerto Disebabkan Aktivitas Sesar Baru

Gempa Cianjur pada 21 November 2022 lalu, yang menewaskan lebih dari 300 orang dan membuat seribuan orang terluka, disebabkan oleh aktivitas Sesar Cugenang, kata BMKG.

Sesar Cugenang termasuk sesar baru yang teridentifikasi BMKG setelah gempa tersebut.

Sebelumnya, para ahli menduga gempa itu disebabkan aktivitas Sesar Cimandiri karena pusat gempa berada di dekat sesar tersebut.

Sesar aktif lainnya yang belum terpetakan ada di Jawa Timur, yang menyebabkan gempa magnitudo 4,6 di Mojokerto pada Juni lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com