Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Piyungan Ditutup, Pemkot Yogyakarta Jamin Sampah Tak Ganggu Wisatawan

Kompas.com, 26 Juli 2023, 09:33 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (pemkot) Yogyakarta menjamin sampah tak akan mengganggu aktivitas wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.

Seperti diketahui Yogyakarta merupakan destinasi wisata yang setiap akhir pekan penuh dengan pelancong, khususnya di kawasan Jalan Malioboro. Akibatnya sampah sering membludak di Malioboro.

Namun, sampah dikhawatirkan akan semakin banyak lantaran adanya penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan, Bantul. 

Baca juga: Tanah Kas Desa Bakal Tampung Sampah Imbas Tutupnya TPA Piyungan, Warga Khawatir Dampak Lingkungan

Terkait hal ini, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan sebenarnya ada tiga lokasi baru untuk menampung sampah. Selain itu ada juga satu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Reduce, Reuse, Recycle (3R) Nitikan.

Menurutnya jika lokasi penampungan sampah tersebut siap maka seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. 

“Sebetulnya kalau tiga lokasi plus Nitikan ini sudah siap, sebetulnya (bisa) normal kembali,” ujar Singgih di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (25/7/2023).

“Artinya kemudian aktivitas Pak Sugeng (kepala DLH Kota Yogyakarta) dan tim untuk kemudian menangani sampah ya tidak ada masalah,” tambahnya. 

Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga bakal menggalakan edukasi kepada wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan.

“Tentu kami harus kemudian mengedukasi wisatawan itu juga ya. Mengingatkan wisatawan untuk tidak nyampah sembarangan,” kata dia.

Tidak hanya wisatawan, penjual makanan juga bakal menjadi sasaran edukasi terkait dengan sampah. Ke depan Pemkot Yogyakarta meminta para penjual makanan agar menggunakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan sampah berlebih.

“Edukasi buat pedagang makanan supaya menggunakan bahan-bahan yang bisa tidak menimbulkan sampah berlebihan,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (pemkot) Yogyakarta menyiapkan tiga lokasi untuk pengelolaan sampah usai penutupan TPA regional piyungan sejak tanggal 23 Juli sampai dengan 5 September 2023.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan tiga lokasi tersebut akan melengkapi satu lokasi sebelumnya yaitu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Reduce, Reuse, Recycle (3R) yakni di Nitikan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Sehingga, ada 4 tempat pengelolaan sampah.

Baca juga: TPA Piyungan Tutup, 210 Ton Sampah Harian Kota Yogyakarta Bakal Ditampung di 3 Tempat

“Kita punya TPST 3R yang kapasitasnya hanya kecil yaitu 10 ton per hari ada di Nitikan. Itu tidak bisa lagi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan 210 ton per hari untuk sampah Kota Jogja,” ujar Singgih ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (25/7/2023).

Pemkot Yogyakarta juga akan melakukan berbagai strategi penanganan sampah pasca-penutupan TPA Piyungan. Salah satunya mencari lokasi untuk penanganan sampah sementara.

“Ada beberapa lokasi yang sudah kita siapkan. Jadi ada 3 lokasi yang kita siapkan dan 4 termasuk di Nitikan, 4 lokasi ini kita siapkan untuk menangani sampah sementara yang sampai dengan 40 hari ini,” kata Singgih.

Namun, saat disinggung terkait dengan lokasi tempat pembuangan sampah sementara ini Singgih enggan membeberkan lokasi pastinya.

“Lokasi tidak akan kami sampaikan. Itu yang akan kita lakukan penanganan sampah selama 40 hari ke depan,” ucap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau