Beberapa tahun kemudian, disusul dengan adanya dua warung gudeg, yakni Warung Gudeg Campur Sari dan Warung Gudeg Ibu Djuwariah yang kemudian dikenal dengan Gudeg Yu Djum.
Sayangnya, sekitar tahun 1980-an Warung Gudeg Campur Sari tutup. Namun kemudian muncul Warung Gudeg Bu Lies pada kisaran tahun 1990-an.
Bagi wisatawan yang gemar berbelanja dekorasi dan pernak-pernik rumah terutama dari tanah liat, tidak ada salahnya mampir ke desa wisata Kasongan.
Sentra Gerabah Kasongan berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Hasil kerajinan asli Kasongan kebanyakan berupa guci, pot, vas bunga, patung, air mancur, wuwung, dan berbagai produk keramik lainnya.
Toko-toko yang berjajar rapi di kanan-kiri jalan, beberapa dipadukan dengan workshop para pengrajin, dimana wisatawan dapat melihat atau bahkan ikut langsung membuat keramik.
Sebagai sentra kerajinan gerabah, para pengrajin di Kasongan dapat menghasilkan ratusan bahkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran.
Tak hanya berburu gerabah, berbagai barang pelengkap dekorasi rumah lainnya seperti dari rotan, kayu, bunga kering, dan lain sebagainya juga dapat ditemukan di sini.
Wisatawan yang gemar mengoleksi berbagai produk berbahan kulit, pasti akan senang berkunjung ke tempat ini.
Desa wisata Manding memang sudah lama dikenal sebagai sentra kerajinan kulit di Yogyakarta.
Berbagai hasil kerajinan kulit mulai dari gantungan kunci, ikat pinggang, jaket, tas, hingga sepatu bisa ditemukan di tempat ini.
Uniknya, dalam pembuatan berbagai kerajinan yang dihasilkan pengrajin di Manding memiliki teknik khas yang dikenal dengan tatah timbul.
Dilansir dari Tribunnews.com, tatah timbul adalah teknik mengolah kerajinan yang terbuat dari kulit tersamak sebagai media, yang akan memberikan efek timbul dari permukaan kerajinan yang dibuat.