Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Tinggal di Kos, Pelaku Mutilasi di Sleman Tak Pernah Lapor RT

Kompas.com - 16/07/2023, 19:46 WIB
Wijaya Kusuma,
Michael Hangga Wismabrata

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Salah satu terduga pelaku mutilasi di wilayah  Kapanewon Turi dan Kapanewon Tempel diketahui kos di daerah Krapyak, Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman.

Selama tinggal di kos tersebut, ternyata pelaku belum lapor ke ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. 

Dari pengamatan Kompas.com di lokasi berjajar tiga kamar kos. Salah satu kamar kos paling ujung sisi utara tampak terpasang garis Polisi. Pintu kamar juga dalam kondisi tertutup. 

Baca juga: Korban Mutilasi di Sleman Diduga Dieksekusi Pelaku di Kamar Kos

Ketua RT 04 Krapyak, Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Ngatijo (59) mengatakan, orang yang tinggal di kamar kos tersebut berinisial W dan sudah tinggal di kos tersebut hampir satu tahun.

"Aslinya Magelang, umur 29 tahun," ujar Ngatijo, saat ditemui di rumahnya, Minggu (16/07/2023). 

Baca juga: Kasus Mutilasi di Turi Sleman, Polisi Tangkap 2 Terduga Pelaku di Bogor

"Karena nggak laporan saya, saya nggak tahu terus kemarin baru saya denger berita kalau yang tuan rumah diminta keterangan sama petugas bilang kalau sudah sejak Agustus. Hampir setahun tapi gak laporan saya jadi saya gak punya data," tambahnya. 

Keseharian W di kos pun Ngatijo tidak mengetahui. Sebab dirinya sama sekali belum pernah bertemu ataupun berkomunikasi dengan W. 

Namun dari informasi yang didapatnya, W bekerja di tempat kuliner di daerah Jalan Kaliurang. 

 

"Saya itu ketemu orangnya aja belum pernah apalagi ke sini kalau katanya kesibukannya itu kerjanya di kuliner Jalan Kaliurang, kalau berangkat pagi pulang malam. Istilahnya cuma istirahat di situ," bebernya. 

Terduga pelaku berinisial W sempat terlihat pulang ke kosnya. Namun setelah itu W tampak pergi meninggalkan kamar kosnya. 

"Katanya sempat pulang, (sepeda motornya) tidak bisa masuk sepeda cuma ditinggal di sebelah selatan jalan, orangnya pulang. Setelah itu pergi lagi, perginya bawa apa nggak tahu, karena sini sibuk kerja, ya itu masih sempat pulang," bebernya. 

Menurut Ngatijo, petugas kepolisian beberapa kali mendatangi ke kos tersebut. Termasuk datang untuk melakukan pengeledahan dan memasang garis Polisi. 

Sepengetahuanya, polisi menemukan pisau hingga cangkul dari kamar kos tersebut. 

"Dari kos sebelah katanya buang sampah beberapa bungkus, ternyata buangnya sampah hanya di sebelah rumah itu. Sama Polisi sudah dicari ada sarung tangan plastik, ada baju kotor biasa nggak ada percikan darah, lalu di rumah katanya ada baju APD. Tapi yang dibawa seketika cuma yang disampah itu sama parang," ungkapnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Polda DIY mengamankan sejumlah barang bukti di kos itu.

Barang bukti yang diamankan yakni kompor gas, gas LPG 3 kilogram, dua ember, panci, pisau, baskom, pisau, lakban, serbet, tali, palu kecil, kantong kresek, hingga ponsel. 

"Jadi barang-barang ini atau barang bukti itu kami temukan di TKP di salah satu kos-kosan terduga pelaku," ujar Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi dalam jumpa pers di Mapolda DIY, Minggu (16/07/2023). 

 

Polisi sampai saat ini belum dapat menyimpulkan apakah barang-barang tersebut digunakan para pelaku untuk memutilasi tubuh korban. Saat ini polisi masih memeriksa intensif ke dua terduga pelaku. 

"Jadi nanti untuk informasi terkait barang-barang tersebut hasil pemeriksaan intensif akan kami sampaikan berikutnya tapi yang jelas kita amankan ini ada hubungannya dengan tindak pidana dan peristiwa tersebut," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com