Pada awal berdirinya, masjid Pathok Negoro Mlangi memiliki 16 tiang utama dari kayu jati yang terdiri dari 4 saka guru dan 12 saka penanggep.
Selanjutnya, pada masa pemerintahan Hamengkubuwono II, Masjid Pathok Negoro Mlangi di pindah sedikit ke timur bangunan lama.
Pada saat itu masjid Pathok Negoro Mlangi dibangun sama dengan ketiga Masjid Pathok Negoro lainnya yang mengikuti gaya arsitektur Jawa dengan penyangga-penyangga kayu dan beratap tumpang.
Di bagian depan, sisi depan, kanan dan kiri masjid terdapat blumbang sebagai tempat membersihkan kaki jamaah sebelum memasuki masjid.
Selain itu, terdapat pohon sawo kecik yang berada di halaman masjid.
Namun seiring kebutuhan masyarakat sekitar, bangunan ini mengalami perubahan besar-besaran pada tahun 1985 agar dapat menampung jamaah yang lebih banyak.
Masjid dibuat bertingkat dengan pilar-pilar beton, hanya bentuk asli masjid ini yang dipertahankan dengan cara diangkat ke lantai atas.
Salah satu bagian masjid yang tidak berubah adalah mustaka, atau mahkota masjid.
Di dalam masjid masih terdapat mimbar, bedug dan kentongan, di mana bedug dan kentongan tersebut merupakan replika yang dibuat sama persis dengan bedug dan kentongan pada masa Kyai Nur Iman.
Sumber:
kratonjogja.id, budaya.jogjaprov.go.id, dpad.jogjaprov.go.id, kebudayaan.kemdikbud.go.id, jogja.tribunnews.com, jogjacagar.jogjaprov.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.