Nuredy menjelaskan, penyidik telah memeriksa lima anggota kepolisian sebagai saksi. Selain itu, polisi juga memeriksa sejumlah warga yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
"Berdasarkan keterangan saksi yang ada, itu karena kelalaian dan tersangka pun mengatakan adanya kelalaian. Namun, keterangan saksi dan tersangka tentunya akan kami uji, tidak serta-merta diyakini oleh penyidik. Kami akan uji sampai sejauh mana tingkat kelalaiannya, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak," tuturnya, dikutip dari Antara.
Terkait tewasnya Aldi, sepupu korban, Totok Wahyudi, menerangkan bahwa keluarganya berharap agar pelaku dihukum.
"Harapan kami dari keluarga tentunya karena ini kelalaian dari oknum polisi itu jadi proses hukum tetap berlanjut. Dan, bisa mendapatkan hukum sesuai dengan yang dilakukan oleh oknum tersebut," jelasnya.
Baca juga: Aldi Tewas Diduga Ditembak Polisi Saat Nonton Dangdut, Keluarga Menolak Otopsi
Insiden tertembaknya Aldi Aprianto terjadi dalam sebuah acara dangdut yang digelar di Padukuhan Wuni.
Dukuh Wuni David Nurvianto (24) mengungkapkan, sebelum kejadian tersebut, sempat ada kericuhan antarpenonton. Saat keributan mereda, tiba-tiba terdengar sebuah tembakan.
Aldi yang waktu itu duduk di bawah panggung, terkapar akibat terkena tembakan. Adapun Briptu MK berada di panggung.
"Jaraknya tidak ada 1 meter, (saat kericuhan) dia (korban) cuma duduk diam," terangnya.
Baca juga: Aldi Tewas Tertembak Saat Nonton Dangdut, Warga Sayangkan Polisi Gunakan Senjata Saat Pengamanan
Menurut David, korban meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit. Sebelumnya, Aldi sempat tak sadarkan diri.
David menyampaikan, warga menuntut adanya keadilan atas tewasnya Aldi.
"Yang jelas, warga cuma meminta supaya ada keadilan. Supaya ditegakkan keadilan juga. Soalnya korban ini enggak ngapa-ngapain. Yang jelas dia hanya orang duduk, tetapi terkena peluru," tandasnya.
Baca juga: Nonton Dangdut, Pemuda di Gunungkidul Tewas Diduga Tertembak Senjata Polisi
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta: Wisang Seto Pangaribowo, Markus Yuwono | Editor: Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo, Khairina), Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.