Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi KGPAA Paku Alam VIII, Raja dari Kadipaten Pakualaman yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Kompas.com - 07/11/2022, 17:50 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Bandara Raden Mas Harya Sularso Kunto Suratno atau yang dikenal dengan gelarnya sebagai Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII adalah raja dari Kadipaten Pakualaman.

Disebut raja karena dahulu Kadipaten Pakualaman adalah satu dari empat kerajaan yang berstatus swapraja pada masa kolonial Belanda selain Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kasunanan Surakarta, dan Kadipaten Praja Mangkunegaran.

Baca juga: KGPAA Paku Alam VIII jadi Pahlawan Nasional, Raja dari Yogyakarta yang Nyatakan Gabung ke Indonesia

Nama KGPAA Paku Alam VIII mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional pada 7 November 2022, dalam rangka peringatan Hari Pahlawan.

Dikutip dari laman setkab.go.id, pemberian gelar pahlawan nasional kepada KGPAA Paku Alam VIII antara lain karena beliau telah mengintegrasikan wilayah Kadipaten Pakualaman untuk bergabung dengan NKRI pada awal masa kemerdekaan.

Baca juga: Daftar Gubernur Yogyakarta, Selain Sri Sultan Hamengkubuwono Ternyata Juga Pernah Dijabat oleh Paku Alam VIII

Berkat jasa-jasanya, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat menjadi utuh hingga saat ini.

Baca juga: KGPAA Paku Alam VIII jadi Pahlawan Nasional, Raja dari Yogyakarta yang Nyatakan Gabung ke Indonesia

Biografi Singkat KGPAA Paku Alam VIII

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (16/09/2021), Bandara Raden Mas Haryo Sularso Kunto Suratno lahir di Yogyakarta, 10 April 1910.

BRMH Sularso Kunto Suratno sempat menempuh pendidikan pertamanya di Europeesche Lagere School Yogyakarta.

Kemudian, ia melanjutkan sekolahnya di Christelijke MULO Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta sampai tingkat candidaat.

Beliau memiliki dia orang istri yaitu Kanjeng Raden Ayu Ratnaningrum dan Kanjeng Raden Ayu Purnamaningrum.

Pada 13 April 1937, BRMH Sularso Kunto Suratno ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo.

Ia naik menggantikan mendiang ayahnya BRMH Surardjo yang bergelar KGPAA Paku Alam VII yang mangkat pada 16 Februari 1937.

Baru pada masa penjajahan Jepang di tahun 1942, beliau mulai menggunakan gelar KGPAA Paku Alam VIII.

Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada 19 Agustus 1945, KGPAA Paku Alam VIII bersama dengan Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII mengirimkan pesan kepada Soekarno dan Hatta.

Pesan tersebut dikirim melalui telegram yang berisi tentang berdirinya Republik Indonesia dan atas terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Selanjutnya pada 5 September 1945, secara resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan amanat bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com