"Iya pernah ada, orang yang datang tapi tidak lewat kami (Pemerintah Desa), mereka merekam untuk bikin (konten) YouTube. Saya juga tidak tahu apakah memang ada (mistis) ya, yang jelas setahu kami warga pindah karena ada merantau ke Sumatera, dusun lain, dan sebagainya," terang Saebani.
Sementara itu, Sakdan seorang perangkat Desa Dlimas menceritakan, di Dusun Puntingan terdapat dua makam, yang disebut makam atas dan makam bawah. Makam atas merupakan kompleks pemakaman umum untuk warga Puntingan dan sekitarnya.
Sedangkan makam bawah, kata Sakdan, ada makam yang dipercaya adalah makam ulama asal Demak bernama Raden Rahmat dan makam beberapa kerabatnya. Konon Raden Rahmat adalah pejuang pada masa penyebaran agama Islam di wilayah ini.
Maka dari itu, setiap Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, banyak warga dari daerah lain yang berziarah ke makam tersebut.
"Ada warga dari dusun lain, atau juga luar daerah, yang ziarah ke makam Raden Saleh, tiap Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Di makam bawah juga ada Lingga dan Yoni (struktur candi purba)," ungkap Sakdan.
Selain itu, tidak jauh dari kompleks perumahan Dusun Puntingan terdapat sumber mata air "Kreo" yang dipercaya bisa membantu menyembuhkan penyakit.
"Ada masyarakat yang percaya mata air Kreo bisa dipakai untuk obat tradisional. Kalau orang sakit, kemudian mandi di mata air itu sebelum subuh, ada yang minum juga," terang Sakdan.
Meskipun tidak ada penghuninya, namun masih ada beberapa warga dari luar dusun yang bekerja di ladang di Dusun Puntingan.
Mereka masih memanfaatkan mushala di ujung dusun untuk shalat maupun istirahat. Selepas pukul 17.00 WIB mereka akan kembali meninggalkan dusun tersebut.
"Kalau sudah jam 5 sore sudah gelap, kan tidak ada listrik. Warga yang kerja di ladang akan pulang," tambah Sakdan.
Sementara itu, salah seorang warga Dusun Dawung, Muchtar, menceritakan bahwa penduduk Dusun Puntingan sudah tidak mau kembali ke rumah karena konon kerap diganggu jin atau makhluk-makhluk tak kasat mata. Mereka pun meninggalkan rumah mereka begitu saja.
"Mereka sudah tidak betah, karena konon sering diganggu jin. Suasananya juga mistis. Sudah enggak mau pulang lagi," ucap Muchtar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.