Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Aditya, Suporter PSS Sleman yang Tewas Dikeroyok Usai Menonton Pertandingan Bola di Maguwoharjo

Kompas.com - 31/08/2022, 17:31 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aditya Eka Putranda (18), suporter PSS Sleman meninggal karena dikeroyok usai menonton pertandingan bola di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Penganiayaan terjadi di perlintasan kereta api yang ada di wilayah Kecamatan Gamping, Kabupaten Slemaan, Yogyakarta pada Minggu (28/8/2022) dini hari.

Terkait kasus tersebut, polisi telah menetapkan 12 tersangka.

Alrofian Dafa Darmawan sahabat korban mengatakan Aditya adalah teman yang baik. Bahkan meka berangkat bersama-sama untuk menonton bola.

"Dia teman yang baik. Anaknya baik dan enggak neko-neko," ujarnya.

Baca juga: Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya, Ini Kata Kriminolog UGM

Sebelum penganiayaan terjadi, ia berangkat bersama Aditya untuk menonton pertandingan PSS Sleman melawan Pesebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Dafa sendiri tak menyangka pertandingan tersebut menjadi laga terakhir yang ditonton oleh Aditya.

"Kami berangkat bersama. Ya, satu tribun," ungkapnya.

Disabet senjata tajam

Seusai laga antara PSS Sleman dengan Persebaya berakhir, Dafa dan Aditya bersama rombongannya bergegas pulang ke rumah.

Sekitar pukul 22.30 WIB mereka mulai meninggalkan stadion Maguwoharjo untuk pulang.

"Pas sampai di perlintasan kereta api, di Mejing Kidul, itu kami langsung dicegat. Itu bagian kelompok suporter Jogja,"kata dia.

Pengeroyokan terjadi saat mereka berhenti di perlintasan kereta karena kereta akan melintas.

Baca juga: Kronologi Suporter PSS Sleman Tewas Dikeroyok Usai Menonton Pertandingan Bola di Stadion Maguwoharjo

Stadion Maguwoharjo atau Maguwoharjo International Stadium (MIS) di Kabupaten Sleman.TRIBUNJOGJA.COM / Taufiq Syarifudi Stadion Maguwoharjo atau Maguwoharjo International Stadium (MIS) di Kabupaten Sleman.
Tak lama, sejumlah orang mendatangi korban dan menganiaya korban dengan senjata tajam. Penyerangan terhadap kelompok Aditya pun dimulai.

Menurut Dafa, selain membawa senjata tajam, kelompok yang menyerangnya itu juga membunyikan petasan.

"Terus di situ kami langsung disabet senjata tajam. Jadi saya termasuk selamat. Kalau Aditya itu jatuh karena ditendang, setelah itu disayur (dikeroyok) sama mereka," ungkapnya.

Dijelaskan oleh Dafa, ia bersama teman-teman lainnya rombongan sekitar 10 sepeda motor. Ketika itu Aditya berada di tengah rombongannya.

Baca juga: Suporter PSS Sleman Tewas Dikeroyok, Sahabat Kenang Momen Terakhir dengan Korban: Kami Berangkat Bersama, Satu Tribun

"Saya gak ingat jelas. Tapi Adit itu di tengah-tengah. Enggak tertinggal. Terus kami dicegat, Adit itu terjatuh. Kami sempat melawan, tapi mereka bawa senjata tajam," ungkapnya.

"Kejadian juga berlangsung cepat. Ya hanya lima menitan," tambahnya.

Jenazah korban pun dimakamkan di Pemakaman Banyuraden, Kecamatan Gamping, Sleman pada hari Minggu.

Setelah jenazah dikebumikan, teman-teman korban menyanyikan anthem PSS Sleman, "Sampai Kau Bisa", untuk melepas Aditya dalam peristirahatan terakhirnya.

Baca juga: Suporternya Tewas Dianiaya, PSS Sleman Akan Berikan Bantuan Hukum untuk Keluarga Korban

Tak disangka, lagu Sleman Till I Die yang menggugah semangat itu justru menjadi lagu paling hening ditengah gemuruh suporter bola yang hadir di stadion Maguwoharjo pada saat itu.

"Sleman till I die, I’m Sleman till I die,I know I am, I’m sure I am, I’m Sleman till I die," ucap Dafa mencoba mengenang kembali moment itu.

"Itu lagu terakhir yang kami nyanyikan. Kami bernyanyi bersama. Ya enggak mengira jika seperti ini," sambungnya.

 

Tetapkan 12 tersangka

Para tersangka dalam peristiwa penganiayaan yang menyebabkan seorang suporter PSS Sleman Aditya Eka Putranda meninggal dunia saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Sleman, Senin (29/08/2022).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Para tersangka dalam peristiwa penganiayaan yang menyebabkan seorang suporter PSS Sleman Aditya Eka Putranda meninggal dunia saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Sleman, Senin (29/08/2022).
Polisi yang turun tangan langsung mengamankan 18 orang. Dari hasil pemeriksaan 12 orang telah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan perannya.

Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rony Prasadana mengatakan motif pelaku melakukan penganiayaan ada dua. Motif pertama adalah balas dendam.

Sebelum penganiayaan terjadi, para pelaku mengaku pernah diserang lebih dulu oleh salah satu kelompok suporter.

Untuk motif keduan adalah karena ada provokasi dari salah satu tersangka yang masih di bawah umur yakni berinisial JN, warga Gamping, Sleman.

Baca juga: Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya, Wabup: Jadi Masukan Ubah Kick Off Jangan Terlalu Malam

JN ini mengaku kepada para pelaku lainya jika dirinya dikejar oleh sekelompok suporter.

"Terkait provokasi dikejar atau gimana ini masih dalam pemeriksaan, memang kita ada mekanisme pemeriksaan anak di bawah umur," kata Rony pada Senin (29/8/2022).

Menurut Rony para pelaku memang sudah stanby di lokasi. Namun saat ini masih didalami apakah memang para pelaku berniat untuk mencegat.

"Itu kita dalami terlihat dari kelengkapan mereka di TKP kita dalami," ucapnya. "Untuk kelompok tersebut (pelaku) memang sekitar warga di sana," tambah dia.

Menurut Ronny, saat mencegat korban, salah satu pelaku sempat menyebut nama salah satu kelompok suporter.

Baca juga: Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya, 12 Orang Jadi Tersangka

Barang bukti yang berhasil diamankan 7 botol molotov, 3 pipa besi, 1 pedang, 1 sangkur, 1 celurit kecil, 1 stik, dua kembang api, satu celurit besar, celana milik korban, sepatu korban dan sandal milik korban.

"Terkait alat-alat ini memang sudah dipersiapkan oleh mereka. Sudah dipersiapkan berarti sudah ada perencanaan awal untuk kisruh lah," ungkapnya.

Barang bukti tersebut ditemukan terpisah dan ada yang menjadi satu.

"Jadi di lokasi itu ada kayak mobil yang tidak bisa jalan beberapa di simpan di situ dan beberapa di pinggir jalan di sekitar TKP," bebernya.

Baca juga: Suporter PSS Sleman Meninggal Dikeroyok, Sri Sultan Siap Turun Tangan Jadi Penengah

Sebanyak 12 orang pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni HN (40), KI (26), YM (22), AP (29), AP (18), AS (20), SM (37), AB (19), RF (22), FS (31), JN (17) yang merupakan warga Ambarketawang, Gamping, Sleman.

Kemudian satu orang lagi berinisial AE (21) merupakan warga Purwosari, Gunungkidul.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor : Khairina), TribunJogja.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com