Di dalam aksinya, para pelaku mempunyai peran masing-masing. Dua orang bertugas sebagai eksekutor di mesin ATM.
Satu orang bertugas sebagai pengawas. Sedangkan satu orang lagi bertugas menyewa mobil dan menjadi pengemudi.
"Dari keempat pelaku ini otak dari aktivitas ini adalah saudara TH. TH ini yang mengkoordinir para tersangka lainya di dalam melakukan aksinya," beber dia.
Modus yang dilakukan pelaku awalnya normal seperti mengambil uang di mesin ATM pada umumnya. Mereka menggunakan kartu yang juga ada nomor pin dan ada saldonya.
Pelaku kemudian memencet mengambil uang maksimal yang ada di mesin ATM tersebut.
Saat proses dan uang belum keluar, pelaku lantas menganjal menggunakan obeng.
"Setelah diganjal, mereka menggunakan alat yang kami sebut tongsis yang sudah dimodifikasi untuk mengambil uang, tapi posisi uang ini masih di dalam boks ATM. Setelah itu, obengnya diambil, nah itu dilayar monitornya tertulis transaksi gagal," ucap dia.
Dari pengakuan, para tersangka baru menjalankan aksinya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Aksi pencurian ini juga merupakan modus baru. Kemungkinan, para pelaku sudah mempelajari cara kerja mesin ATM.
Baca juga: Tak Sadar 8 Hari, Korban Salah Sasaran Kericuhan Suporter di Yogyakarta Meninggal
"Mungkin secara detail pelaku juga sudah memonitor cara kerja mesin ATM merek per merek tertentu. Dalam hal ini, mungkin merek tertentu ini para pelaku sudah memahami cara kerjanya," ujar dia.
Direktur Bank BPD DIY Santoso Rohmad mengapresiasi dan berterima kasih kepada Polda DIY dalam awaktu tidak lebih dua hari pelaku pembobolan ATM secara fisik dapat ditangkap.
Santoso Rohmad menyampaikan terus meningkatkan sistem keamanan di internal BPD DIY baik secara sistem maupun fisik ATM.
"Sehingga tidak perlu ada keraguan lagi berkaitan dengan keamanan-keamanan di ATM. Kejadian ini kejadian yang relatif modusnya baru, yang mungkin perlu diwaspadai oleh teman-teman industri perbankan," kata dia.
Dari tangan para pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa penjepit tongsis, obeng, kartu ATM dan satu unit mobil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.