Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda DIY Tangkap Predator Seksual yang Sasar Anak di Bawah Umur lewat Video Call

Kompas.com - 12/07/2022, 07:10 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menangkap seorang predator seksual, yang menyasar anak di bawah umur memanfaatkan video call aplikasi WhatsApp (WA).

Terungkapnya kasus ini berawal dari Bhabinkamtibmas yang mendapatkan laporan dari guru dan orangtua korban.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY, Kombes Pol Roberto Gomgom Manorang Pasaribu mengatakan awalnya pada 21 Juni 2022, Bhabinkamtibmas di wilayah Sedayu, Kabupaten Bantul menerima laporan guru dan orangtua siswa.

Baca juga: Herry Wirawan Dihukum Mati, Cak Imin: Efek Jera agar Tak Ada Lagi Predator Seksual

"Jadi ada 3 orang anak yang dihubungi oleh seseorang yang tidak dikenal," ujar Roberto dalam konferensi pers, Senin (11/7/2022).

Saat korban menerima video call tersebut, pelaku melakukan aksi eksibisionis, yakni mempertontonkan alat kelamin.

Roberto menjelaskan, korban yang merupakan anak perempuan berusia 10 tahun kaget dan menangis saat melihat aksi pelaku.

"Ini anak umur 10 tahun perempuan, diajak untuk melihat melalui fasilitas video call. Jadi HP itu langsung dimatikan pembicaraannya dan mengadu kepada orangtua," ungkapnya.

Mendapatkan informasi tersebut, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda DI Yogyakarta melakukan profiling semua data yang ada.

"Kami langsung pada 22 Juni melakukan profiling kepada semua data yang ada, posisi pelaku bisa kita ketahui dengan inisial FAS (27). Pelaku diamankan di daerah Klaten, Jawa Tengah," tuturnya.

Baca juga: Saksi Korban Pelecehan Seksual Sekolah SPI Banyak yang Mundur, Ini Penyebabnya

Pelaku melakukan aksinya sejak Mei 2022. Sejak Mei tersebut pelaku mengaku sudah mencoba menghubungi empat korban.

Ditreskrimsus Polda DIY sudah berkoordinasi dengan psikolog, termasuk Dinas Perlindungan Perempuan dan anak untuk memberikan pendampingan terhadap korban yang dihubungi pelaku.

"Setidaknya kita menjamin bahwa secara psikologi kondisi keguncangan kejiwaannya tidak berpengaruh terhadap proses pertumbuhan mental. Jadi sekali lagi ini adalah suatu upaya kepolisian di dalam melindungi anak-anak sebagai aset bangsa," ucapnya.

Roberto menuturkan telah melakukan pemeriksaan psikologi terhadap pelaku. Dari pemeriksaan itu, pelaku menyadari apa yang dilakukanya adalah sebuah kejahatan.

Pelaku melakukan perbuatannya karena hasrat seksual. Sampai saat ini belum ditemukan adanya ke arah ekonomi.

"Jadi mengalami suatu kepuasan tertentu ketika melakukan perbuatan tersebut," ucapnya.

Baca juga: Wartawati Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Meliput Pertandingan di Stadion Maguwoharjo

Dari barang bukti digital yang di sita dari tersangka FAS, ditemukan 10 grup WhatsApp (WA). Si predaktor seksual mengaku mendapatkan nomor WhatsApp korbannya dari grup yang diikutinya tersebut.

Rata-rata dalam satu grup jumlah anggotanya sekitar 250. Sebelum masuk ke grub WA tersebut, pelaku bergabung terlebih dahulu ke grub Facebook.

"Setelah mendapatkan target korban langkah yang dilakukan oleh pelaku adalah mengaku sebagai teman sebaya atau kakak kelas. Ini istilah yang kita katakan grooming, artinya bagaimana membuat target menjadi nyaman, bisa berhubungan. Nah ini yang sarana media sosial yang sangat berbahaya celah-celah ini yang dimanfaatkan oleh pelaku," tuturnya.

Di grup-grup tersebut, para anggota saling berbagi nomor target korbannya. Selain itu juga saling membagikan foto serta video.

Di salah satu grup WA tersebut, dari hasil analisis didapati adanya dua nomor dengan kode nomor luar negeri.

"Salah satu akun WA grup yang sudah kami analisis ada dua nomor telepon asing yang kode area kode negara luar yang terlibat dalam distribusi gambar dan video terkait anak sebagai korban. Ini sedang kita dalami apakah ini riil nomor telpon yang dimiliki orang asing di negara tersebut, ataukah orang Indonesia yang menggunakan nomor telepon asing untuk akun WA-nya," ungkapnya.

Baca juga: Cegah Pelecehan Seksual, Pemprov DKI Wajibkan Semua Angkot Pisahkan Tempat Duduk Laki-laki dan Perempuan

Bahkan, ada satu grup Facebook beranggotakan 91.000 akun. Di grub tersebut juga saling membagikan nomor-nomor korban anak. Grup Facebook ini bersifat tertutup. Sehingga untuk bisa bergabung perlu harus mendaftar ke admin.

"Nah dari semua itu kita mengumpulkan 3.800 image, ini terdiri dari video dan foto. Saat ini kamu coba melakukan dengan metode analisa wajah maupun juga gambar dengan tools yang memiliki. Ini ada 60 gambar yang merupakan produksi baru, belum pernah beredar dan korbannya adalah anak," tuturnya.

Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda DIY telah meminta bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melakukan takedown grub Facebook dan WhattsApp (WA) tersebut.

Selain itu, terkait temuan nomor asing di salah satu grub WA saat ini tengah di dalami keterlibatan jaringan sindikat asal luar negeri. Dalam hal ini, Ditreskrimsus Polda DIY bekerja sama dengan Bareskrim, Interpol dan FBI.

Roberto menuturkan saat ini masih memburu 10 admin grub WA tersebut. Selain itu juga mengejar orang yang pertama kali menyebarkan foto dan video.

"Sekarang kami sedang melakukan pengejaran, anggota masih di lapangan. Kita harapkan satu dua orang ini semua tim sedang bergerak dan ada yang sampai ke Kalimantan juga ada Sumatera Selatan. Kita berharap ini bisa terungkap tuntas karena yang akan kita kejar ini adalah admin maupun orang yang mensharing video itu pertama kali," tegasnya.

Baca juga: Buntut Pelecehan Seksual terhadap 2 Siswinya, Pelaku JE Diberhentikan Kemitraan oleh PT HDI

Dari tangan pelaku FAS, Polisi mengamankan barang bukti berupa handphone, sarung bantal dan sprei. Selain itu juga potongan gambar saat pelaku melakukan aksinya.

Akibat perbuatanya, FAS dijerat Pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 ayat (1) Jo 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun.

Pasal 29 Jo Pasal 4 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com