Dia menegaskan, pelajar dan mahasiswa Bumi Cenderawasih saat insiden di Babarsari dan Jambusari adalah korban.
Sebab, ada salah satu mahasiswa asal Papua yang sama sekali tidak terlibat dalam perselisihan tersebut justru menjadi korban penganiayaan. Korban bahkan harus dirawat di rumah sakit.
"Mewakili teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Papua, Kami mendorong juga buat penyelesaian kasus ini pelaku dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Ke depan kiranya kita terus menjaga Yogya damai, Yogya yang baik," tegasnya.
Marinus Mofu juga meminta maaf kepada perewakilan keluarga besar NTT dan Maluku yang ada di Yogyakarta.
Baca juga: Mengapa Konflik Antar-etnis Kerap Terjadi di Babarsari Yogyakarta?
"Buat teman-teman dari keluarga besar NTT, keluarga besar Maluku atau AMKEI atas nama teman-teman mahasiswa Papua dan atas nama keluarga besar Papua, kami meminta maaf apabila ada hal-hal yang kemudian kami lakukan diluar dari sepengetahuan kawan-kawan. Kami harapkan proses hukum terus jalan, kita kawal sama-sama menjadi sesuatu yang baik," ujarnya.
Ketua Harian DPP Angkatan Muda Kei Indonesia Rais Kei menuturkan, mewakili keluarga besar memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian pada Sabtu (2/7/2022) lalu.
"Ke depan, kami berharap khususnya kami dari Maluku akan menjaga keamanan dan ketertiban khususnya daerah Yogya. Sekali lagi kami bersama-sama keluarga besar NTT, Papua mari bersama-sama menjaga kebersamaan ke depan, supaya kondusif, lebih baik dan tidak ada lagi persoalan lagi di kemudian hari," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.