"Sehingga kalau ada kesalahan atau kekurangan baikan, jangan asongan yang dikambing hitamkan yang disalah-salahkan wong asongan juga bisa diatur suruh tertib," kata dia.
"Cara mengaturnya bagaimana, ini penyelesaian masalahnya bagaimana, ini kan menyangkut manajemen, bukan asongane di salah-salah terus, selalu dikatakan tidak baik, bikin semrawut," ucap dia.
Sementara itu, Corporate Secretary PT TWC AY Suhartanto mengatakan, bahwa PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko berkomitmen hadirkan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi yang dikelola.
Sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), penerapan standar pelayanan prima kepada pengunjung ke Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur merupakan hal krusial.
Terlebih, TWC Borobudur menjadi magnet utama kunjungan baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
PT TWC mengajak kepada seluruh stakeholder yang beraktivitas di destinasi untuk turut serta dalam memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan.
Baca juga: Tiket Naik Candi Borobudur Batal, Pengelola Siapkan Mekanisme Kunjungan Wisatawan
Hal ini merupakan tujuan utama yang sesuai dengan prinsip pariwisata berkualitas.
"Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pariwisata berkualitas yaitu dengan pengaturan beberapa hal, salah satunya pengaturan area berjualan kepada pedagang asongan di zona II dalam kawasan TWC Borobudur untuk menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan," kata Suhartanto di Yogyakarta.
Suhartanto menambahkan, bahwa pada prinsipnya aktivitas berjualan tetap diperbolehkan, hanya saja semua harus sesuai zona yang tersedia.
Ia mengajak para pedagang untuk melakukan aktivitas berdagang di area yang sudah ditentukan, sama-sama menjaga destinasi ini dengan pelayanan prima yang berkesan bagi wisatawan.