Sementara itu, salah satu pedagang asongan kacamata di kompleks Candi Borobudur, Rokhani, juga menyayangkan rencana kenaikan tarif tersebut.
Menurutnya kenaikan itu terlalu tinggi dan akan berdampak terhadap penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.
"Itu kan terlalu mahal dan kami merasa keberatan," keluh perempuan berusia 44 tahun tersebut.
Sedangkan terkait kebijakan tarif tiket pelajar yang tidak mengalami lonjakan tinggi, ia mengaku bahwa keberadaan wisatawan pelajar tidak seperti wisatawan dewasa dalam negeri.
"Kalau untuk siswa kan cuma masa liburan. Sedangkan setiap harinya itu banyak yang domestik dan mancanegara," ujarnya.
Ia pun meminta kepada pemerintah untuk membatalkan rencana tersebut. Pasalnya, saat ini kondisi kunjungan wisatawan Candi Borobudur sudah mulai normal setelah dua tahun terpuruk karena pandemi.
"Ini baru mau bangkit ekonomi para pedagang kecil di Borobudur, terus nanti kalau naik tarifnya bakal sepi dan ekonomi melemah lagi. Dua tahun nggak ada pemasukan selama pandemi," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan pemerintah akan membatasi pengunjung Candi Borobudur dan menerapkan tarif baru tiket naik candi bagi wisatawan asing maupun domestik.
Adapun tiket masuk ke kawasan candi akan tetap mengikuti harga yang berlaku.
Menurut Luhut, turis domestik akan dikenai biaya tiket seharga Rp750.000 untuk naik ke candi.
Saat ini, tarif tiket wisatawan lokal dipatok sebesar Rp 50.000 untuk usia di atas 10 tahun.
Lalu anak usia 3-10 tahun dikenakan tarif masuk Rp25.000, dan anak di bawah tiga tahun tidak dikenakan biaya.
Adapun untuk wisatawan mancanegara, lanjut Luhut, bakal dikenakan tarif US$100 atau setara dengan Rp 1.443.000 (kurs Rp 14.400).
Saat ini, wisatawan asing dewasa diharuskan membayar sebesar Rp350.000 dan untuk turis asing anak-anak dikenai biaya Rp210.000.
Sebagai perbandingan, harga tiket masuk Candi Angkor Wat di Kamboja mencapai US$37 (Rp 534.000) untuk satu hari, US$62 (Rp 894.877) untuk tiga hari, serta US$72 (Rp1,04 juta) untuk tujuh hari.
Sementara itu, harga tiket masuk Tembok Raksasa di China bervariasi, mulai dari 25 yuan (Rp 54.000) sampai 65 yuan (Rp 140.861).
Luhut mengaku punya alasan kuat untuk menaikkan harga tiket masuk ke Candi Borobudur yang berada di wilayah Magelang, Jawa Tengah tersebut.
"Langkah ini (naikkan tiket masuk Borobudur) kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara," jelas Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.