Kata Wiwit, kapasitas ideal kunjungan turis ke Borobudur dalam sehari adalah 1.259 orang.
Kunjungan para wisatawan secara ideal harus ditemani dengan pemandu dan memakai sandal khusus agar tidak merusak struktur candi.
Sebelum pandemi, Borobudur pernah dikunjungi hingga 55.000 orang dalam sehari.
Jika pembatasan kunjungan dilakukan, menurutnya, bisa jadi berdampak positif untuk para pedagang di sekitar kawasan Borobudur yang tetap terbuka untuk dikunjungi.
"Konsep kami itu Pembatasan dan Penyebaran. Jadi yang tidak bisa naik ke zona satu (candi) nanti bisa diarahkan berkunjung ke kawasan Borobudur, biar masyarakat bisa mendapatkan kesejahteraan juga. Borobudur menjadi magnetnya. Tapi lampu-lampu kecilnya ada di kawasan," tutup Wiwit.
Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, Marsis Sutopo, menilai kebijakan kenaikan harga harus dikaji secara mendalam.
"(Pembatasan kunjungan dengan menaikkan harga tiket) itu bagus buat (kelestarian) candi. Karena orang jadi berpikir ulang kalau mau naik candi. Tapi bagaimana dengan masyarakat lokal? Pelaku pariwisata lokal?" ujar dia.
Berita mengenai kenaikan harga tiket itu, menurutnya, bisa jadi membuat wisatawan gentar.
"Wisatawan sudah ditembak dulu dengan psikologi harga, 'harganya mahal ya, mending kita nggak usah ke sana, deh'. Dan ujung-ujungnya yang rugi adalah warga lokal yang menggantungkan ekonominya pada pariwisata di Borobudur," kata Marsis.
Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah juga sangat menyayangkan rencana penerapan tarif baru tiket naik kawasan Candi Borobudur.
"Ini terlalu mahal kenaikannya," kata Penasihat Asita Jawa Tengah, Daryono, kepada wartawan di Solo, Fajar Sodiq, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Harga kenaikan tersebut, menurut dia, akan sangat memberatkan untuk para wisatawan lokal.
Tak hanya itu, kenaikan harga tiket juga diprediksi bakal membuat para pelaku usaha perjalanan wisata mengalami kerugian pasalnya para biro wisata telah memesan tiket destinasi wisata untuk konsumen setahun sebelumnya.
Sebelum menaikkan harga tiket, ia meminta kepada pemerintah untuk mengajak bicara dengan para pemangku kepentingan di sektor wisata dan industri.
"Hendaknya semua stakeholder diajak ngomonglah biar bisa kasih masukan-masukan agar tidak merugikan semua pihak, mulai dari turis lokal, biro perjalanan dan lainnya," kata dia.