KOMPAS - Kepolisian Resor Purbalingga bersama Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos, Dalduk, KB, P3A) Purbalingga, memberikan pendampingan psikologis bagi ketiga bocah laki-laki yang sempat viral karena memamerkan kemaluan kepada pengunjung perempuan yang berolahraga di GOR Goentoer Darjono, Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (4/5/2022) sore.
Diketahui bahwa ketiga bocah berinisial A (6), B (4), dan C (3), itu, merupakan kakak beradik.
Baca juga: 3 Bocah yang Berbuat Asusila di GOR Purbalingga Ternyata Kakak Adik, Begini Orangtuanya Klarifikasi
”Karena kedua adiknya itu hanya mengikuti kakaknya. Saat ini akan kami fokuskan memberikan edukasi yang akan diberikan oleh salah satu pondok pesantren untuk anak yang tertua atau yang berumur 6 tahun,” kata Kepala Kepolisian Resor Purbalingga Ajun Komisaris Besar Era Johny Kurniawan di Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (10/5/2022), dikutip dari Kompas.id.
Baca juga: 3 Bocah yang Berbuat Asusila di GOR Purbalingga Ternyata Kakak Adik, Begini Orangtuanya Klarifikasi
Johny mengatakan, tidak ada yang menyuruh ketiga bocah itu melakukan hal tersebut.
"Ini murni dari anak tersebut karena kurangnya pengawasan oleh orangtuanya,” kata Johny.
Diketahui bahwa ketiga bocah itu tinggal bersama ibu dan nenek mereka.
Sang nenek berjualan makanan di sekitar GOR, sementara sang ibu menjadi penjaga toko pakaian. Adapun sang ayah merantau ke Jakarta.
”Anak ini tinggal bersama ibu dan neneknya yang merupakan pedagang. Ini kejadian yang pertama, tetapi informasi yang ada di sana, memang anak ini agak sedikit nakal, kadang kepada pengunjung minta dibelikan es,” tutur Johny.
Kepala Dinas Sosial, Dalduk KB, P3A Purbalingga Eni Sosiatman menyampaikan, pihaknya merasa prihatin atas kejadian itu.
”Kami sangat miris dan prihatin. Meski demikian, kami telah berkoordinasi dengan polres. Untuk tindakan lanjut, kami akan melakukan home visit kepada keluarga dan untuk komunikasi bagaimana penanganan selanjutnya. Kami juga akan memberikan pendampingan tenaga psikolog untuk menjaga mental psikis sang anak,” tutur Sosiatman.