Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Diperbolehkan, Penjual Belalang Goreng Gunungkidul Naikkan Produksi Berlipat

Kompas.com, 25 April 2022, 06:55 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mudik Lebaran tahun ini diprediksi jadi momentum bangkitnya ekonomi, termasuk penjual belalang goreng di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Setelah sekitar 2 tahun sepi pembeli karena pandemi, kini kembali bergeliat menunggu pemudik dan wisatawan yang datang ke Bumi Handayani dengan mempersiapkan beberapa kali lipat belalang goreng.

Seperti yang dilakukan Marsini, warga Padukuhan Jelok, Kalurahan Pacarejo, Semanu.

Baca juga: Cerita Pernikahan di Dalam Goa Ngingrong Yogyakarta dengan Maskawin Belalang Goreng

Sejak beberapa hari terakhir, dirinya sudah menambah produksi belalang goreng dengan berbagai varian rasa seperti bacem, dan gurih.

Dijelaskannya, penambahan stok belalang goreng ini salah satunya karena tahun ini diperbolehkan mudik tidak seperti 2 tahun terakhir, praktis tidak banyak pemudik dan wisatawan yang datang ke Gunungkidul.

"Nambah dibandingkan hari biasa, tahun kemarin gak boleh mudik to? Tahun ini saya kira lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Marsini ditemui di rumahnya, Minggu (24/4/2022).

Setiap hari pada hari biasa pandemi dirinya mengolah 5 sampai 7 kilogram belalang kayu goreng, pada beberapa hari terakhir ini dirinya mengolah beberapa kali lipat dibandingkan hari biasa.

Wanita yang sudah sejak tahun 2003 berjualan belalang goreng ini mengakui, harga minyak yang cukup tinggi menyebabkan harga belalang goreng naik.

Adapun harga belalang goreng yang diberi label p' Heri saat ini 1 toples Rp 40.000, dan 1 kilogramnya Rp 450.000.

Baca juga: 8 Fakta Menarik Gunungkidul, Ada Kuliner Ekstrem Belalang Goreng hingga Mitos Pulung Gantung

"Untuk lebaran tahun ini nambahnya bisa beberapa kali lipat ya. Dibantu beberapa orang tetangga untuk membersihkan belalang dan menggoreng," kata dia.

Untuk mencukupi kebutuhan belalang kayu bukan perkara mudah, karena belalang lokal Gunungkidul tidak sebanyak beberapa belas tahun silam.

Dirinya harus mendatangkan belalang mentah dari berbagai kabupaten seperti Kulon Progo. "Dari sini tidak mencukupi, harus mendatangkan dari Kulon Progo," kata Marsini.

Marsini menyebut, sejak beberapa hari terakhir dirinya sudah menitipkan belalang goreng yang dikemas dalam toples kecil.

Di rumahnya pun masih banyak belalang goreng yang siap dikemas untuk dijual.

Baca juga: Pizza dengan Topping Belalang Goreng, Kuliner Unik Gunungkidul

Selain belalang goreng matang, 5 bulan lalu dibantu LIPI (sekarang BRIN) dirinya memproduksi belalang kaleng. Namun belum maksimal, karena pembeli harus menggoreng sendiri.

"Ada pembeli yang takut minyaknya menyebabkan alergi bagi keluarga lainnya. Jadi mendingan membeli yang matang," kata dia.

Salah seorang pembeli, Anjar mengaku sengaja membeli langsung di rumah Marsini karena kebetulan melintas di wilayah Semanu. "Untuk lauk dan cemilan nanti sore," kata Anjar.

Perlu diketahui, tahun ini diperkirakan 3,9 Juta pemudik akan pulang ke DI Yogyakarta.

Salah satu kantong pemudik adalah Gunungkidul, selain itu kawasan wisata di Bumi Handayani ini akan dipadati wisatawan saat libur lebaran nanti.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau