Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pernikahan di Dalam Goa Ngingrong Yogyakarta dengan Maskawin Belalang Goreng

Kompas.com, 29 Maret 2022, 14:38 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dua pasangan melangsungkan pernikahan unik di Goa Ngingrong, Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Selasa (29/3/2022)

Pasangan ini menikah harus menuruni lembah sedalam puluhan meter sebelum masuk goa untuk mengikat janji suci mereka.

Kedua pasangan ini menikah dengan maskawin unik, yakni seperangkat alat shalat, dan setoples belalang goreng makanan khas Gunungkidul.

Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali, Kapasitas Resepsi Pernikahan 50-75 Persen dan Tak Ada Prasmanan

Kompas.com berkesempatan ikut menuruni lembah untuk mengikuti prosesi pernikahan keduanya.

Sebelum masuk goa, salah satu pengantin pria bernama Rumadi (36) memberikan bunga kepada pasangannya, Rika (37) menggunakan flying fox menyeberang lembah Ngingrong.

Rombongan terdiri dari KUA Wonosari, panewu, lurah, hingga pasangan menuruni tangga alami yang sudah dipasang pegangan dari besi, sebelumnya mereka diberikan pengarahan oleh pengelola.

Meski menggunakan kebaya, dan beskap,maupun jas mereka berhati-hati karena jalanan bebatuan cukup licin karena hujan semalam.

Setelah perjalanan kurang lebih 20 menit, sampai di dasar lembah harus menyeberang sungai kecil dengan jalanan cukup licin.

Setelah beristirahat sekitar 30 menit, ijab qabul dimulai. Kedua pasangan, yakni Yudi Nuryanto (29) warga Wukirsari, Cangkringan, Sleman, dan Arismawati (48), warga Pekembinangun, Sleman.

Baca juga: Biaya Pernikahan Hyun Bin dan Son Ye Jin Diperkirakan Capai Rp 2,7 Miliar

Serta Rumadi warga Ringinharjo, Bantul, dan RIka Warga Ringinharjo, Bantul, duduk di batuan sekitar mulut goa Ngingrong.

Sebelumnya dilantunkan ayat suci Al Quran surat Al ‘Alaq menggema di dalam goa, dilanjutkan prosesi ijab qabul dipimpin langsung Kepala KUA Wonosari Harsono.

Saksi nikah adalah Lurah Desa Mulo Sugiyarto, Panewu Wonosari Siswanto, dan Ryan Budi Nuryanto, Ketua Golek Garwo Fortais & Nikah Bareng Nasional

"Saya nikahkan Rika dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan setoples belalang goreng dibayar tunai," kata Kepala KUA Wonosari Harsono. Hal serupa diucapkan Harsono pada pasangan kedua.

Suara gemuruh saat dinyatakan sah dan tepuk tangan memecah keheningan di dalam gua.

Rumadi mengatakan, saat mengutarakan keinginannya menikahi Rika, dirinya diberi tahu salah seorang temannya untuk menghubungi Ryan Budi Nuryanto, Ketua Golek Garwo Fortais & Nikah Bareng Nasional.

Baca juga: Observatorium Bosscha dan Goa Pawon Ditetapkan sebagai Bangunan dan Situs Cagar Budaya

Pernikahan di dalam Gua Ngingrong, Wonosari, Gunungkidul Selasa (29/3/2022)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Pernikahan di dalam Gua Ngingrong, Wonosari, Gunungkidul Selasa (29/3/2022)

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau