"Ketika satu orang hendak memesan makanan, dan lainya hendak menyetandarkan kendaraanya lewatlah kelompok pelaku dengan dua motor. Langsung mengeluarkan makian, kelompok korban juga merespons," ucapnya.
Kelompok pelaku kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Empat motor dari kelompok korban pun mengejar.
"Di depan kurang lebih 1 km dari Warmindo pelaku dua motor sudah balik kanan menunggu," tuturnya.
Pelaku FAS berperan sebagai pengemudi. MMA yang posisinya membonceng di tengah sudah menyiapkan sarung dan batu. Sedangkan RS yang duduk paling belakang membawa gir yang diikat dengan sabuk bela diri.
"RS yang eksekutor mengayunkan gir, motor pertama kelompok korban tidak kena. Motor kedua yang duduk di depan tidak kena karena mengelak, akhirnya mengenai korban yang duduk di belakang," ungkapnya.
Akibat terkena gir tersebut, sekitar 140 meter dari lokasi kejadian korban terjatuh dan tidak sadarkan diri. Tidak lama, petugas patroli dari Direktorat Sabhara Polda DIY melintas dan menolong korban dengan membawa ke rumah sakit.
Baca juga: Pelaku Penyerangan yang Tewaskan Anak Anggota DPRD Kebumen Ada yang Berstatus Pelajar
"Korban ditolong saat itu korban masih bernafas, namun tidak sadarkan diri. Kemudia dibawa ke Rumah Sakit Hardjolukito dan telah ditangani oleh teman-teman medis, namun jam 9.30 korban meninggal dunia," urainya.
Ade menegaskan, kelompok korban dengan kelompok pelaku tidak saling mengenal. Motif dari peristiwa tersebut adalah ketersinggungan.
Sehingga dari fakta tersebut, peristiwa yang menyebabkan korban Dafa Adzin Albasith (18) tewas bukan penyerangan secara acak.
"Kami tegaskan bahwa peristiwa ini berdasarkan fakta motifnya sekali lagi adalah karena terjadi ketersinggungan saling ejek antara dua kelompok yang tidak saling kenal," ucapnya.
Lima orang yang berhasil ditangkap lanjut Ade Ary Syam Indradi ada yang berstatus pelajar dan mahasiswa. Selain itu ada juga pengangguran.
"Lima pelaku ini dua masih SMK. Yang tiga lagi ada yang pengangguran, ada yang kuliah," bebernya.
Baca juga: Saat Polisi Sebut Anak Anggota DPRD Kebumen Tewas Bukan karena Klitih, tapi Tawuran...
Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY Kombes pol Yuliyanto menambahkan kelima orang yang berhasil ditangkap tersebut tergabung dalam geng sekolah.
"M itu geng sekolah, sekaligus kita menyampaikan pada orang tua yang anaknya masih di tingkat SMK, SLTA, SMA yang ada indikasi terlibat geng sekolah supaya disuruh berhenti," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya seorang pemuda bernama Dafa Adzin Albasith berusia 18 asal Kebumen meninggal dunia.
Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini meninggal setelah menjadi korban penganiayaan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta pada Minggu (3/4/2022) dini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.