Salin Artikel

Kelima Penyerang Anak Anggota DPRD Kebumen hingga Tewas Tergabung dalam Geng Sekolah

"Kelompok pelaku ini nama grup-nya saya tidak sebutkan, saya kasih inisial M," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DI Yogyakarta, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers, Senin (11/04/2022).

Ade menyatakan, alasannya untuk tidak mengungkapkan nama gengnya dikarenakan cita-cita kelompok pelaku agar namanya semakin dikenal.

"Satu cita-cita kelompok ini adalah ingin ngetop, makin kita sebut makin senang dia. Jangan berikan kesempatan yang bisa mereka jadikan bahan untuk mengajari juniornya. Ada kecenderungan seperti itu berdasarkan fakta kasus-kasus yang terjadi di wilayah hukum DIY," tegasnya.

Awalnya para pelaku yang tergabung dalam geng M akan perang sarung dengan geng inisial V di perempatan Druwo, Ringroad Selatan.

Kemudian aksi perang sarung ini digagalkan oleh patroli Polres Bantul. Sehingga kedua kelompok ini pun membubarkan diri, meninggalkan lokasi.

Dari kelompok geng berinisial M yakni FAS (18) warga Sewon, Kabupaten Bantul, AMH (19) warga Depok, Kabupaten Sleman, MMA (20) warga Sewon, Kabupaten Bantul, HAA (20) warga Banguntapan, Kabupaten Bantul, dan RS (18) warga Mergangsan, Kota Yogyakarta meninggalkan lokasi dan melintas di ringroad selatan.

"Sebagian dari kelompok M ini dua motor yang dikendarai oleh lima pelaku ini melintas di ringroad. Ke arah timur di jalur lambat," ungkapnya.

Tidak selang berapa lama dari jalur cepat melintas lima kendaraan yang merupakan kelompok korban. Kelompok korban ini terdiri dari delapan orang.

Kelompok korban ini tidak terlibat dalam perang sarung. Mereka sebelumnya pada Sabtu (2/04/2022) sekitar pukul 22.00 WIB nongkrong di warung kopi di dekat Tugu Yogyakarta sampai tengah malam. Dari warung kopi mereka bermain balap lari di Alun-alun Kidul hingga pukul 01.00 WIB.

Dari Alun-alun Kidul kelompok korban kemudian menuju Jalan Parangtritis. Saat melintas di ringroad selatan inilah, kelompok korban bertemu kelompok pelaku.

"Karena suaranya (suara knalpot) sangat keras kemudian mendahului kelompok pelaku sempat terjadi saling lirik dan ketersinggungan. Kemudian kelompok korban memulai dengan kata-kata ayo rene, rene (ayo sini, sini)," tuturnya.

Kelompok pelaku kemudian merespons dengan mengejar. Kelompok korban melaju ke arah utara yaitu ke jalan Imogiri Barat.

"Proses ke sana terjadi saling ancam, kemudian saling ejek, makian saling dikeluarkan. Hingga akhirnya kelompok korban mengarah ke daerah Tungkak dan menuju jalan Gedongkuning," urainya.

Kelompok korban sempat melihat ke belakang. Mereka melihat kelompok pelaku sudah tidak ada di belakang. Kemudian kelompok korban berhenti di warung makan indomie (warmindo) di daerah Gedongkuning.

"Ketika satu orang hendak memesan makanan, dan lainya hendak menyetandarkan kendaraanya lewatlah kelompok pelaku dengan dua motor. Langsung mengeluarkan makian, kelompok korban juga merespons," ucapnya.

Kelompok pelaku kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Empat motor dari kelompok korban pun mengejar.

"Di depan kurang lebih 1 km dari Warmindo pelaku dua motor sudah balik kanan menunggu," tuturnya.

Pelaku FAS berperan sebagai pengemudi. MMA yang posisinya membonceng di tengah sudah menyiapkan sarung dan batu. Sedangkan RS yang duduk paling belakang membawa gir yang diikat dengan sabuk bela diri.

"RS yang eksekutor mengayunkan gir, motor pertama kelompok korban tidak kena. Motor kedua yang duduk di depan tidak kena karena mengelak, akhirnya mengenai korban yang duduk di belakang," ungkapnya.

Akibat terkena gir tersebut, sekitar 140 meter dari lokasi kejadian korban terjatuh dan tidak sadarkan diri. Tidak lama, petugas patroli dari Direktorat Sabhara Polda DIY melintas dan menolong korban dengan membawa ke rumah sakit.

"Korban ditolong saat itu korban masih bernafas, namun tidak sadarkan diri. Kemudia dibawa ke Rumah Sakit Hardjolukito dan telah ditangani oleh teman-teman medis, namun jam 9.30 korban meninggal dunia," urainya.

Ade menegaskan, kelompok korban dengan kelompok pelaku tidak saling mengenal. Motif dari peristiwa tersebut adalah ketersinggungan.

Sehingga dari fakta tersebut, peristiwa yang menyebabkan korban Dafa Adzin Albasith (18) tewas bukan penyerangan secara acak.

"Kami tegaskan bahwa peristiwa ini berdasarkan fakta motifnya sekali lagi adalah karena terjadi ketersinggungan saling ejek antara dua kelompok yang tidak saling kenal," ucapnya.

Lima orang yang berhasil ditangkap lanjut Ade Ary Syam Indradi ada yang berstatus pelajar dan mahasiswa. Selain itu ada juga pengangguran.

"Lima pelaku ini dua masih SMK. Yang tiga lagi ada yang pengangguran, ada yang kuliah," bebernya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY Kombes pol Yuliyanto menambahkan kelima orang yang berhasil ditangkap tersebut tergabung dalam geng sekolah.

"M itu geng sekolah, sekaligus kita menyampaikan pada orang tua yang anaknya masih di tingkat SMK, SLTA, SMA yang ada indikasi terlibat geng sekolah supaya disuruh berhenti," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya seorang pemuda bernama Dafa Adzin Albasith berusia 18 asal Kebumen meninggal dunia.

Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini meninggal setelah menjadi korban penganiayaan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta pada Minggu (3/4/2022) dini.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/11/180501778/kelima-penyerang-anak-anggota-dprd-kebumen-hingga-tewas-tergabung-dalam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke