Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Pasar Opo di Bantul, Digelar 35 Hari Sekali, Tak Gunakan Kantong Plastik

Kompas.com - 13/03/2022, 12:43 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Warga di Kalurahan Gadingharjo, Kapanewon Sanden, Bantul, memiliki inovasi unik untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerahnya dengan menggelar Pasar Opo.

Pasar ini unik karena hanya digelar setiap 35 hari atau setiap hari Minggu Pon dalam penanggalan jawa.

Dari pengamatan Kompas.com, lokasi Pasar Opo yang digelar pada Minggu (13/3/2022) berada di jalan Samas-Kwaru, tak jauh dari Jalan utama Pantai Samas.

Lokasinya pun hanya beberapa kilometer sebelum masuk ke Kawasan Pantai Samas.

Baca juga: PPKM Level 3, Upacara Melasti di Pantai Parangkusumo Bantul Dibatasi 200 Orang

Puluhan pedagang makanan tradisional mulai miedes, Growol, hingga hasil pertanian seperti sayuran dijajakan di lapak sederhana.

Uniknya, di pasar ini tidak dijumpai tas plastik. Sebab, pengelola dan penjual berusaha mengurangi sampah plastik.

Meski sudah beberapa kali digelar, kegiatan pasar hari ini diluncurkan oleh Dinas Pariwisata dan warga Kalurahan Gadingharjo.

Lurah Gadingharjo Darsono mengatakan, Pasar Opo pindah lokasi tetapi tetap di kawasan Gadingharjo.

Berbagai makanan yang berasal dari warga sekitar dijajakan untuk menyambut wisatawan.

"Pindah-pindah mas, selapan dino (35 hari) sekali hari Minggu Pon, Pindah-pindah mas di pinggir sawah seperti ini. Besok kalau bisa 20 hari sekali atau bagaimana lihat situasi," kata Darsono ditemui di sela peluncuran pasar Opo Minggu.

"Setelah ini mungkin di sebelah Kantor Kalurahan Gadingharjo," kata Darsono.

Baca juga: Mahasiswi yang Aborsi dan Buang Jasad Bayinya di Serambi Masjid Bantul Sempat Tinggalkan Surat

Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengaku mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh masyarakat Gadingharjo.

"Pasar Opo ini suatu kreativitas luar biasa, bisa melihat sendiri area yang biasa sekali seperti ini ternyata dengan sebuah kreativitas ternyata mampu menarik wisatawan," kata Kwintarto.

Dikatakannya selain Pasar Opo, warga juga mengembangkan wisata alam, wisata minat khurus seperti jalur sepeda dan lari.

Untuk memaksimalkan potensi ini, pihaknya mendorong pembentukan desa wisata agar kelembagaan lebih jelas, dan disusul dengan pengembangannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

Yogyakarta
Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com