YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 turut memengaruhi perayaan upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Upacara melasti merupakan rangkaian upacara hari raya Nyepi bagi umat Hindu.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19, perayaan Melasti di Pantai Parangkusumo hanya diikuti sekitar 200 orang.
Baca juga: Gubernur Koster Izinkan Pawai Ogoh-ogoh Saat Perayaan Nyepi di Bali
"Jumlah umat yang hadir sangat kita batasi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hari ini sekitar 200 orang yang ikut Melasti dan semuanya harus patuh prokes," kata Ketua Umum Hari Raya Nyepi DIY Tahun Saka 1944/2022 Masehi, I Putu Sugiartha Sanjaya di Pantai Parangkusumo, Bantul, Minggu (27/2/2022) petang.
Protokol kesehatan yang dilakukan yakni menempatkan lokasi cuci tangan hingga menyediakan hand sanitizer.
Petugas juga disiagakan untuk mengingatkan agar umat yang mengikuti upacara melasti tetap menggunakan masker.
"Saat doa, pemimpin upacara mendoakan agar pandemi Covid-19 segera berakhir," kata Sanjaya.
Ia mengungkapkan, upacara Melasti merupakan rangkaian upacara hari raya Nyepi dengan tujuan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar mikro kosmos dan makro kosmos dibersihkan.
Salah satu kegiatan yang riil yang dilakukan adalah membersihkan pantai.
Baca juga: Warga Sekitar Pantai Watu Kodok Kaget, Salah Satu Jalan Ditutup oleh Keraton Yogyakarta
"Bersih pantai bentuk umat Hindu membersihkan alam. Secara ritual hari ini melaksanakan upacara melasti memohon kepada Tuhan Yang Maha kuasa agar alam ini dibersihkan, agar alam ini bisa menjadi tempat hidup manusia supaya menjadi harmoni," kata Sanjaya
"Kita kemarin melaksanakan kegiatan nyata dengan bersih pantai, dan lingkungan. Supaya alam memberikan efek positif," imbuhnya.
Sementara itu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, tema upacara Melasti tahun 2022 adalah 'Aktualisasi Nilai Tat Twam Asi dalam Moderasi Beragama Menuju Indonesia Tangguh'.
Baca juga: Syok dan Menangis, Mahasiswi di Bantul Akui Telah Aborsi dan Buang Mayat Bayinya di Serambi Masjid
Tema ini dipilih seiring dengan kondisi yang tidak menentu di tengah pandemi saat ini sehingga perlu keselarasan antara manusia dan semesta.
"Di mana di dalamnya ada spirit untuk membersihkan kotoran, baik pada buwana alit yaitu manusia dan buwana agung yaitu bumi yang kita tinggali ini bisa selaras. Kita ingin bumi ini bersih dan dihuni orang-orang baik," kata Halim.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.