Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Penutupan Jalan ke Pantai Watu Kodok oleh Keraton Yogyakarta, Disebut Bagian dari Sultan "Ground"

Kompas.com - 03/03/2022, 07:17 WIB
Rachmawati

Editor

 

Akan berembuk dan menemui pihak keraton

Heru mengatakan akan berembuk dengan warga untuk bertemu Panitikismo yakni lembaga agraria Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang berwenang mengelola tanah keraton.

Ia mengatakan beberapa waktu lalu sempat ada sosialisasi terkait Pantai Sanglen yang ada di barat Pantai Watu Kodok yang rencananya akan dikelola oleh investor.

"Dulu ada sosialisasi desa kemadang ada sosialisasi pantai Sanglen (barat pantai Watu kodok) mau ada investor, kalau watu kodok enggak dulu sudah ada permasalah (dengan investor) sudah selesai," kata Heru.

Baca juga: Sultan HB X Ungkap Banyak Sultan Ground Dialihkan ke Letter C dan Dijual

Ia berharap ada solusi terbaik untuk warga yang sudah turun temurun mengelola kawasan pantai tersebut.

"Penutupan ini arahnya gimana atau pelanggarannya seperti apa, atau mungkin ditutup seperti ini belum jelas. Karena itu langkah selanjutnya kami akan bertemu dengan panitikismo agar semuanya jelas," kata Heru

Tak ada izin dari pihak panitikismo

Pantai Watu Kodok Shutterstock Pantai Watu Kodok
Sementara itu Kapolsek Tanjungsari AKP Wawan Anggoro mengatakan, pemasangan portal dilakukan terkait perizinan mengalihfungsikan lahan untuk dibangun kawasan wisata.

Ia mengatakan pembangunan jalan oleh warga bersama pokdarwis belum ada peroses perizinan kepada panitikismo.

"Dihentikan sampai proses perizinan selesai," kata Wawan saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon.

Saat pemasangan portal, ia mengatakan tak ada gesakan dari warga. Hanya ada perwakilan warga yang meminta penjelasan.

"Tadi bilang kalau yang meminta dari Keraton patuh, hanya butuh kepastian saja," kata Wawan.

Baca juga: Tanah PT KAI di Magelang Tiba-tiba Dipasangi Papan Sultan Ground

Penjelasan pihak keraton

Abdi Dalem saat menggelar pentas musik memperingati sumpah pemuda di Bangsal Mandalasana, Keraton Yogyakarta, Kamis (28/10/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Abdi Dalem saat menggelar pentas musik memperingati sumpah pemuda di Bangsal Mandalasana, Keraton Yogyakarta, Kamis (28/10/2021)
Dikutip dari Tribun Jogja.com, Keraton Yogyakarta angkat bicara terkait penutuan jalan ke arah Bukit Sanglen Timur, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul yang juga menjadi tanah kasultanan atau Sultan Ground (SG).

Wakil Penghageng II Tepas Panitikisma, KRT Suryo Satriyanto mengatakan, pemasangan pagar diawali karena adanya aktivitas pembukaan akses jalan menggunakan alat berat sejak awal Desember 2021.

Pada 4 Desember 2021 lalu, aparat setempat meminta agar aktivitas itu dihentikan karena kegiatan tersebut tidak sesuai dengan rencana pengembangan Pantai Sanglen .

Baca juga: Di Usia 21 Tahun, KGPH Purbaya Dinobatkan Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Ini Kata Gibran

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melalui Tepas Panitikisma sebagai penanggungjawab SG sebelumnya juga telah melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan tanah SG dan rencana pengembangan Pantai Sanglen .

Langkah itu dilakukan pada 11 Desember 2021 lalu.

“Sosialisasi ini difasilitasi Kalurahan Kemadang dan dihadiri masyarakat sekitar Pantai Sanglen , Bhabinkamtibmas, Kapanewon Tanjung Sari, DPTR GK, dan pendamping dari Sat Brimob. Setelah proses sosialisasi, disampaikan pula imbauan lisan oleh Tepas Panitikisma,” tuturnya.

Baca juga: Mengenal Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta

Suasana Keraton Yogyakarta saat mulai dikunjungi wisatawan, Kamis (28/10/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suasana Keraton Yogyakarta saat mulai dikunjungi wisatawan, Kamis (28/10/2021)
Meski berbagai pendekatan telah dilakukan, kegiatan pembangunan dan aktivitas pembuatan jalan masih terus berlangsung.

Panitikisma kemudian memasang plang penanda tanah kasultanan di lokasi tersebut beserta 10 titik lain di Kalurahan Kemadang, yang berisi larangan alih fungsi lahan pada 15 Desember 2021.

Meskipun pemasangan plang telah dilakukan, aktivitas pembangunan jalan tetap berjalan bahkan dilakukan pemasangan patok serta pengecoran jalan di lokasi Bukit Timur Sanglen tersebut.

“Patok-patok tersebut akhirnya telah dicabut pada 26 Desember 2021 dan pada tanggal 1 Februari 2022 masih terlihat kegiatan pengecoran dan akhirnya dihentikan Polsek setempat. Warga setempat juga diimbau untuk tidak melanjutkan aktivitasnya sebelum ada izin dan arahan dari Panitikisma,” ujarnya.

Baca juga: KGPH Purbaya Dinobatkan Jadi Putra Mahkota Keraton Solo

Dia melanjutkan, setelah sempat dihentikan, pada 1 Februari 2022 ternyata aktivitas kembali berjalan.

Puncaknya, pada 25 Februari 2022 Tepas Panitikisma bersama Polres Gunungkidul, Polsek Tanjungsari, Sat Brimob dan Pamong Kalurahan melakukan pemasangan pagar di kawasan Bukit Timur Sanglen.

“Sebelum mengambil tindakan untuk melakukan pemagaran, Keraton Yogyakarta telah berupaya melakukan berbagai pendekatan dimulai dengan sosialisasi hingga imbauan baik tertulis maupun lisan,” tambahnya.

Ia menambahkan, meski pemasangan pagar telah dilakukan, Tepas Panitikisma tetap memperkenankan perwakilan warga sekitar untuk menyampaikan aspirasinya.

“Audiensi dapat dilakukan dengan Panitikisma, silakan saja bersurat kepada kami,” kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), TribunJogja.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com