Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Penutupan Jalan ke Pantai Watu Kodok oleh Keraton Yogyakarta, Disebut Bagian dari Sultan "Ground"

Kompas.com - 03/03/2022, 07:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Salah satu jalan menuju ke arah Pantai watu Kodok, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ditutup oleh Keraton Ngayogyokarto Hadingrat, Jumat (25/2/2022).

Penutupan jalan yang dilakukan sekitar pukul 10.30 WIB ini membuat kaget warga sekitar.

Pemasangan portal tidak mengganggu aktivitas wisatawan maupun warga yang akan menuju kawasan pantai.

Sebab, jalan yang diportal menuju kawasan perbukitan berbeda dengan jalan menuju pantai.

Selain portal, tak jauh dari lokasi juga dipasang papan bertuliskan "Tanah Hak Milik Kasultanan Ngayogyokarto Hadingrat".

Di bawahnya terdapat tulisan kecil berwarna merah 'Dilarang mengalihfungsikan tanpa izin Kasultanan'.

Baca juga: Warga Sekitar Pantai Watu Kodok Kaget, Salah Satu Jalan Ditutup oleh Keraton Yogyakarta

Jalan menuju kawasan camping ground

Jalan yang diportal tersebut adalah jalan menuju kawasan yang tengah dikembangkan warga yakni kawasan camping ground, dan kawasan penghijauan.

Menurut Ketua Pokdarwis Kawasan Pantai Watu Kodok Heru Sumarno kawasan tersebut masih bagian Pantai Watu Kodok.

Rencananya kawasan perbukitan sebelah barat pantai itu akan dikelola oleh 40 orang warga sekitar yang belum kebagian pengelolaan kawasan sekitar pantai.

"Arahnya seperti apa masyarakat kurang jelas, misalnya ini ditutup terkait aktivitas yang seperti apa kami sendiri belum jelas. Masyarakat kaget," kata Heru saat ditemui di kawasan watu kodok Jumat.

Baca juga: Masjid Banten Lama Kebanjiran, Warga Mengungsi ke Keraton Surosowan

Ia mengatakan pihak Pokdarwis dan masyarakat sekitar beberapa pekan llau telah memperbaiki jalan menuju kawasan camping ground dengan sistem cor.

Namun perbaikan jalan itu belum selesai hingga portal dibangun oleh pihak keraton.

"Kalau kita kawasan disini kan memang masyarakat tahu tanah SG (sultan Ground) kawasan pantai selatan banyak tanah SG," kata Heru.

"Terkait dengan penutupan ini tadi saya tidak tahu. Untuk informasi dari manapun, dan tahu-tahu saya datang tiba-tiba ada penutupan ini dari pihak Kraton," kata dia.

Baca juga: Sejarawan UNS Sebut Pengangkatan Putra Mahkota Keraton Solo Bukan Hal Baru

 

Akan berembuk dan menemui pihak keraton

Keraton Yogyakarta Jogjakarta.go.id Keraton Yogyakarta
Heru mengatakan akan berembuk dengan warga untuk bertemu Panitikismo yakni lembaga agraria Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang berwenang mengelola tanah keraton.

Ia mengatakan beberapa waktu lalu sempat ada sosialisasi terkait Pantai Sanglen yang ada di barat Pantai Watu Kodok yang rencananya akan dikelola oleh investor.

"Dulu ada sosialisasi desa kemadang ada sosialisasi pantai Sanglen (barat pantai Watu kodok) mau ada investor, kalau watu kodok enggak dulu sudah ada permasalah (dengan investor) sudah selesai," kata Heru.

Baca juga: Sultan HB X Ungkap Banyak Sultan Ground Dialihkan ke Letter C dan Dijual

Ia berharap ada solusi terbaik untuk warga yang sudah turun temurun mengelola kawasan pantai tersebut.

"Penutupan ini arahnya gimana atau pelanggarannya seperti apa, atau mungkin ditutup seperti ini belum jelas. Karena itu langkah selanjutnya kami akan bertemu dengan panitikismo agar semuanya jelas," kata Heru

Tak ada izin dari pihak panitikismo

Pantai Watu Kodok Shutterstock Pantai Watu Kodok
Sementara itu Kapolsek Tanjungsari AKP Wawan Anggoro mengatakan, pemasangan portal dilakukan terkait perizinan mengalihfungsikan lahan untuk dibangun kawasan wisata.

Ia mengatakan pembangunan jalan oleh warga bersama pokdarwis belum ada peroses perizinan kepada panitikismo.

"Dihentikan sampai proses perizinan selesai," kata Wawan saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon.

Saat pemasangan portal, ia mengatakan tak ada gesakan dari warga. Hanya ada perwakilan warga yang meminta penjelasan.

"Tadi bilang kalau yang meminta dari Keraton patuh, hanya butuh kepastian saja," kata Wawan.

Baca juga: Tanah PT KAI di Magelang Tiba-tiba Dipasangi Papan Sultan Ground

Penjelasan pihak keraton

Abdi Dalem saat menggelar pentas musik memperingati sumpah pemuda di Bangsal Mandalasana, Keraton Yogyakarta, Kamis (28/10/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Abdi Dalem saat menggelar pentas musik memperingati sumpah pemuda di Bangsal Mandalasana, Keraton Yogyakarta, Kamis (28/10/2021)
Dikutip dari Tribun Jogja.com, Keraton Yogyakarta angkat bicara terkait penutuan jalan ke arah Bukit Sanglen Timur, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul yang juga menjadi tanah kasultanan atau Sultan Ground (SG).

Wakil Penghageng II Tepas Panitikisma, KRT Suryo Satriyanto mengatakan, pemasangan pagar diawali karena adanya aktivitas pembukaan akses jalan menggunakan alat berat sejak awal Desember 2021.

Pada 4 Desember 2021 lalu, aparat setempat meminta agar aktivitas itu dihentikan karena kegiatan tersebut tidak sesuai dengan rencana pengembangan Pantai Sanglen .

Baca juga: Di Usia 21 Tahun, KGPH Purbaya Dinobatkan Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Ini Kata Gibran

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melalui Tepas Panitikisma sebagai penanggungjawab SG sebelumnya juga telah melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan tanah SG dan rencana pengembangan Pantai Sanglen .

Langkah itu dilakukan pada 11 Desember 2021 lalu.

“Sosialisasi ini difasilitasi Kalurahan Kemadang dan dihadiri masyarakat sekitar Pantai Sanglen , Bhabinkamtibmas, Kapanewon Tanjung Sari, DPTR GK, dan pendamping dari Sat Brimob. Setelah proses sosialisasi, disampaikan pula imbauan lisan oleh Tepas Panitikisma,” tuturnya.

Baca juga: Mengenal Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta

Suasana Keraton Yogyakarta saat mulai dikunjungi wisatawan, Kamis (28/10/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suasana Keraton Yogyakarta saat mulai dikunjungi wisatawan, Kamis (28/10/2021)
Meski berbagai pendekatan telah dilakukan, kegiatan pembangunan dan aktivitas pembuatan jalan masih terus berlangsung.

Panitikisma kemudian memasang plang penanda tanah kasultanan di lokasi tersebut beserta 10 titik lain di Kalurahan Kemadang, yang berisi larangan alih fungsi lahan pada 15 Desember 2021.

Meskipun pemasangan plang telah dilakukan, aktivitas pembangunan jalan tetap berjalan bahkan dilakukan pemasangan patok serta pengecoran jalan di lokasi Bukit Timur Sanglen tersebut.

“Patok-patok tersebut akhirnya telah dicabut pada 26 Desember 2021 dan pada tanggal 1 Februari 2022 masih terlihat kegiatan pengecoran dan akhirnya dihentikan Polsek setempat. Warga setempat juga diimbau untuk tidak melanjutkan aktivitasnya sebelum ada izin dan arahan dari Panitikisma,” ujarnya.

Baca juga: KGPH Purbaya Dinobatkan Jadi Putra Mahkota Keraton Solo

Dia melanjutkan, setelah sempat dihentikan, pada 1 Februari 2022 ternyata aktivitas kembali berjalan.

Puncaknya, pada 25 Februari 2022 Tepas Panitikisma bersama Polres Gunungkidul, Polsek Tanjungsari, Sat Brimob dan Pamong Kalurahan melakukan pemasangan pagar di kawasan Bukit Timur Sanglen.

“Sebelum mengambil tindakan untuk melakukan pemagaran, Keraton Yogyakarta telah berupaya melakukan berbagai pendekatan dimulai dengan sosialisasi hingga imbauan baik tertulis maupun lisan,” tambahnya.

Ia menambahkan, meski pemasangan pagar telah dilakukan, Tepas Panitikisma tetap memperkenankan perwakilan warga sekitar untuk menyampaikan aspirasinya.

“Audiensi dapat dilakukan dengan Panitikisma, silakan saja bersurat kepada kami,” kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), TribunJogja.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com