Pedagang besar kedelai di Kapanewon Sentolo mengungkap stok aman kedelai di gudangnya.
Pedagang bernama Yovita Sri Wahyuni Sugiarti mengaku, dirinya terus melayani pembelian kedelai seperti biasa.
Gudang milik Yovita ini bisa menjual 80-100 ton kedelai per bulan.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, Panjual Gorengan Kawasan Batuaji Libur 5 Hari
Yovita mengatakan, harga kedelai impor memang tengah tinggi dipengaruhi pasar.
“Soal harga, kita ini sudah manut harganya indeks AS (Amerika Serikat). Hari ini harga muncul sekian, besok jadi sekian,” kata Yovita.
Menurutnya turun naik harga juga dipengaruhi produsen di Amerika Serikat.
Kali ini, kenaikan harga terkait adanya gagal panen di negara penghasil. Harga itu berimbas pada harga kedelai ke Indonesia.
“Ini juga informasi dari importir,” kata Yovita.
Yovita mengatakan harga kedelai eceran dari tempatnya adalah Rp 11.200 per kg.
“Saya langsung dengan importir. Tapi kalau di pasar-pasar bisa lebih tinggi lagi karena kulakannya ke saya,” kata Yovita.
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Pamekasan Masih Tinggi, Penjual Gorengan Pilih Perkecil Ukuran
Kedelai lokal sendiri tidak ada. Bila pun ada jumlahnya terbatas dan langsung ludes dibeli.
Situasi berbeda pada 1980-an saat hampir semua daerah pertanian bahkan di luar Jawa bisa berlimpah kedelai.
Kali ini kedelai lokal benar-benar tidak ada sama sekali dan impor jadi solusi.
“Kami minta ke pemerintah untuk kembali menggalakkan pertanian lagi,” kata Yovita.
Berbeda yang dialami pedagang besar kedelai di Toko Bu Ning Sentolo. Ia mengaku mengalami penurunan pembeli sejak harga kedelai terus naik.
“Maka omset turun. Sepi pasar jadinya,” kata Bu Ning.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.