Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbauan Bus tak Melintas di Bukit Bego Akhir Pekan, Begini Tanggapan Pengelola Wisata dan Relawan Pasang Ban

Kompas.com - 09/02/2022, 05:07 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polres Bantul mengimbau bus besar melintas di kawasan Imogiri-Dlingo setiap akhir pekan, hal ini menyusul kecelakaan bus Pariwisata yang mengakibatkan 13 orang tewas pada hari Minggu (6/2/2022) lalu.

Imbauan itu mendapat tanggapan pengelola wisata di Mangunan, dan masyarakat sekitarnya.

Ketua Koperasi Notowono, yang mengelola sejumlah objek wisata di Kapanewon Dlingo Purwo Harsono mengaku sudah mendengar informasi mengenai imbauan tersebut, dan dirinya mengikuti saja.

Baca juga: Sejak 2017, Ini 5 Kecelakaan yang Terjadi di Bukit Bego Imogiri Bantul, Sebagian Besar Terjadi Hari Minggu

Hanya saja, pria yang disapa Ipung ini mengaku selama ini kawasan tersebut banyak dilalui bus besar, dan sebagian besar aman.

Sebab, jalur yang sudah cukup lebar dengan banyaknya rambu juga sudah dites organisasi angkutan darat (organda).

"Kalau berbicara jalur, kemudian dianggap jalur berbahaya tidak layak dilewati. Ini saya membuka data November (2021) sampai sekarang saja ada 1.312 bus naik dan aman-aman saja. Artinya kan belum tentu itu faktor dari jalur," kata Ipung saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Selasa (8/2/2022).

Ipung mencontohkan, laka sebelumnya diawali bus mengalami kendala sebelum akhirnya terperosok, dan hari Minggu kemarin juga mengalami yang sama.

Untuk itu dibanding larangan, Ipung berharap pemerintah menyarankan untuk PO Bus memastikan kondisi bus sebelum berangkat.

Jangan sampai bus yang tidak layak masih dibiarkan beroperasi, karena bisa membahayakan penumpang.

Baca juga: Bercucuran Darah, Danarto Merangkak Cari Anak Istri Usai Bus yang Ditumbangi Tabrak Bukit Bego Imogiri

"Jangan sampai bus buatan lama dipaksakan dipakai. Jika terjadi seperti ini kami juga dirugikan to. Artinya kita tidak serta-merta terus ngeyel bahwa jalur ini aman, tidak, saya tidak seperti itu. Tapi saya kepingin dibuka hal sebenarnya, penyebabnya human errornya driver, kendaraan tidak layak atau karena jalur," kata Ipung.

Memasang ban bekas untuk mengurangi tumbukan

Warga dan sukarelawan berinisiatif memasang ban di jalur maut Dlingo-Imogiri sebagai antisipasi kecelakaan parah terulang.

Perwakilan relawan Rus Susanto mengatakan, pemasangan ban di sepanjang selokan tebing batu Bukit Bego, dan ditargetkan ada 1.000 ban bekas yang dipasang.

Sampai siang tadi pihaknya berhasil mengumpulkan 500 ban, yang diperoleh dari warga, pengumpulan diumumkan di media sosial.

Baca juga: Mengenal Bukit Bego Bekas Tambang dan Lokasi Favorit Goweser di Imogiri

Pemasangan Ban di Bukit Bego, Imogiri, BantulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Pemasangan Ban di Bukit Bego, Imogiri, Bantul

"Kami berinisiatif supaya kecelakaan parah seperti kemarin tidak terulang lagi," kata Rus

Pemasangan ban nantinya akan mengikuti selokan yang terdapat sepanjang tebing Bukit Bego, sehingga jika terjadi tumbukan bisa diredam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com