Salah satu pemilik TPH di Kapanewon Semanu, Sutiyem membenarkan permintaan daging berkurang dibanding beberapa waktu sebelumnya.
"Permintaan memang menurun, tapi sedikit. Pelanggan kami paling banyak pedagang bakso. Beberapa hari terakhir memang permintaan dari mereka menurun," kata Sutiyem.
Sutiyem juga mengaku, selama ini selalu memperhatikan kesehatan sapi yang hendak disembelih.
"Yang diutamakan menjaga reputasi dan kepuasan pelanggan," kata dia.
Pemilik TPH lainnya Suwardi mengakui ada kekhawatiran dari pelangganya sejak kasus antraks muncul beberapa waktu lalu.
Dirinya berharap pemerintah rutin melakukan sosialisasi jika daging di Gunungkidul aman.
"Semoga ada sosialisasi terus menerus jika daging aman," kata Suwardi.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa membenarkan ada belasan hewan ternak yang mati akibat terpapar antraks di Gunungkidul.
"Seperti yang disampaikan Pak Bupati, di hewan memang sudah terkonfirmasi terkena bakteri antraks. Kalau hasil dari investigasi kami bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Gunungkidul) total kematian hewan itu ada 11 sapi dan 4 kambing," ujarnya saat di kantor Pemkab Gunungkidul Senin (31/1/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.