YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Empat hari pasca-pedagang kaki lima (PKL) Malioboro di relokasi ke Teras Malioboro 1 dan 2, Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih temukan PKL nakal dan berjualan di Jalan Malioboro.
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad menyampaikan, PKL nakal ini sengaja menyewa teras depan toko untuk berjualan.
"Toko itu ada pagar luar dan pagar dalam. Kan ada depannya lebih kurang 1 meter itu malah disewakan ke PKL. PKL-nya malah di situ. Itu kan sama saja tidak boleh berjualan sebenarnya," kata Noviar, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: Puluhan Tahun Jualan di Trotoar, PKL Malioboro Mulai Pindah ke Lokasi Resmi Ini
Dia mengatakan, toko seharusnya sesuai dengan izin berusaha. Jika izin toko adalah berdagang pakaian, maka tidak diperkenankan berjuakan makanan.
"Karena kalau kami kejar dengan izin. Izin yang berjualan pakaian tapi di luarnya jualan buah sama bakpia. Jadi, tidak diperkenankan seperti itu," kata dia.
Pihaknya sedang mencari pemilik toko karena yang menyewakan tempat adalah para pemilik toko. Pedagang yang menyewa adalah pedagang liar tidak terdaftar paguyuban.
"Masih ada tadi. Kami kejar pemiliik toko karena yang menyewakan pemilik toko. Pedagang liar itu tidak terdaftar di paguyuban. Liar kan enggak masuk relokasi. Ini ngejar pemilik toko kenapa disewakan," kata dia.
Ia menyampaikan selama proses relokasi berjalan dengan baik.
Para PKL menerima relokasi dan telah disepakati bahwa PKL sudah tidak diperbolehkan berjualan di Jalan Malioboro sejak tanggal 1 Februari kemarin.
"Prosesnya hanya proses pemindahan sampai tanggal 7. Kemudian di sirip-sirip ada ini supaya tidak mempengaruhi Malioboro. Ada kesepakatan kami bahwa 10 meter dari sirip tidak boleh berjualan," kata dia.
Baca juga: Viral, Baru Telat Bayar 3 Hari, Pintu Rumah Ibu Penjual Nasi Keliling Didobrak Penagih Utang
Selain menemukan adanya pemilik toko menyewakan terasnya, dia juga menemukan adanya kafe yang memasang meja di pedestrian Malioboro.
Pihaknya meminta pemilik kafe untuk membongkar kursi dan meja tersebut.
"Kemarin ada salah satu kafe yang meletakkan meja di pedesterian, kami menyuruh bongkar, mereka ya persuasif juga mau," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.