Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Sriwedari: Sejarah, Isi, dan Kronologi Sengketa

Kompas.com - 16/01/2022, 12:03 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Taman Sriwedari merupakan kompleks taman yang menjadi salah satu destinasi wisata bernilai sejarah yang berada di Solo, Jawa Tengah.

Taman Sriwedari yang dulu dikenal sebagai Taman Raja ini berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, No. 275, Kecamatan Lawedan, Kota Surakarta.

Taman Sriwedari dibangun oleh Raja Kasunanan Surakarta, yaitu Sinuhun Pakubuwono X, sebagai tempat hiburan rakyat, abdi dalam, dan sentana dalem keraton.

Baca juga: Rahvana Sveta di Atas Panggung Gedung Wayang Orang Sriwedari, Memukau...

Sejarah Taman Sriwedari

Pembangunan Taman Sriwedari dimulai pada tahun 1899 Masehi. Awalnya lokasi Taman Sriwedari merupakan taman kota, dan mulai 1901 dijadikan kawasan rekreasi.

Taman Sriwedari dibangun di atas lahan yang dibeli Pakubuwono IX dan diberikan kepada putra mahkotanya yaitu Pakubuwono X.

Lokasi tanah yang kini menjadi Taman Sriwedari awalnya adalah milik seorang Belanda bernama Johanness Busselarr.

Pembelian tanah tercatat dalam akta notaris dengan nomor 10 tanggal 13 Juli 1877 seharga 65.000 Gulden.

Pada periode tahun 1905 sampai 1917, Taman Sriwedari mengalami sejumlah pemugaran dan pengubahan fungsi.

Penambagan bangunan juga dilakukan pada periode tersebut, hingga taman itu memiliki kebun binatang, bioskop, pentas pagelaran wayang orang, dan wayang kulit.

Melansir Majalah Kejawen terbitan Balai Pustaka edisi 28 Maret 1928, disebutkan bahwa istilah Sriwedari sendiri berasal dari Serat Arjunasasra.

Dalam serat itu disebutkan bahwa Taman Sriwedari merupakan taman buatan milik Prabu Arjunasasra yang memiliki keindahan layaknya taman di surga.

Keindahan Taman Sriwedari milik Prabu Arjunasasra yang mempu menandingi taman surga itu lantaran diciptakan oleh Sri Batara Wisnu.

Sementara cikal bakal Taman Sriwedari yang ada saat ini sudah ada sejak masa Pakubuwono II, yaitu perpindahan keraton dari Kartasura ke Surakarta.

Taman Sriwedari di Surakarta pada awal 1900. COLLECTIE TROPENMUSEUM Taman Sriwedari di Surakarta pada awal 1900.
Baca juga: Bermula dari era Mangkunegaran VI, Begini Kisah Wayang Orang Sriwedari

Setelah keraton di Kartasura hancur akibat serangan dalam peristiwa geger pecinan, Pakubuwono II menitahkan agar mencari tempat yang memadai untuk keraton baru.

Maka dipilihlah sebuah tempat yang kala itu dikenal sebagai Dusun Sala. Sala sendiri merupakan nama seorang abdi dalam jajar Ki Busala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com