Adapun penetapan titik keraton berdasarkan langkah gajah milik Pakubuwono II. Gajah itu dilepas untuk berjalan dari keraton di Kartasura dengan diiringi abdi dalem keraton.
Hingga memasuki Dusun Sala, gajah itu masih terus berjalan. Gajah itu lantas berhenti di lokasi yang saat ini menjadi lokasi Taman Sriwedari.
Lokasi gajah berhenti itu sejatinya menjadi lokasi keraton yang baru. Namun ada ramalan yang menyebutkan keraton tidak akan langgeng jika didirikan di lokasi gajah berhenti itu.
Lantas titik bakal keraton yang baru itu digeser lebih ke timur, hingga pada lokasi keraton saat ini.
Terdapat sejumlah bangunan sebagai tempat hiburan yang ada di Taman Sriwedari. Di antaranya:
1. Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka menjadi salah satu bangunan yang berada di area kompleks Taman Sriwedari sebelah timur.
Letak Mesum Radya Pustaka ini tepatnya ada di Jalan Slamet Riyadi, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo.
Museum ini dibangun oleh Adipati Sosrodiningrat IV, yang kala itu menjabat sebagai pepatih dalem Keraton Kasunanan Surakarta.
Secara bahasa, radya berarti negara atau keraton, dan pustaka berarti perpustakaan. Sehingga arti Radya Pustaka adalah perpustakaan negara.
Di dalam museum ini terdapat sejumlah koleksi seperti arca pusaka, wayang kulit, peralatan musik tradisional, hingga pakaian kerajaan.
Setidaknya terdapat 400 naskah kuno yang tersimpan dalam museum ini, di antaranya naskah yang ditulis era Pakubuwono I tahun 1729.
Baca juga: Radya Pustaka di Kota Solo, Museum Tertua Indonesia
Gedung pertunjukan ini didirikan pada tahun 1910 pada masa pemerintahan Pakubuwono X. Sehingga gedung ini termasuk gedung pertunjukan tertua di Indonsia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.