Kecepatan arusnya ini bervariasi tergantung pada kondisi gelombang, pasang surut dan bentuk pantai.
RIP Current yang telah diukur kecepatannya dapat melebihi 2 meter per detik, sehingga sangat berbahaya bagi para wisatawan yang berenang di bibir pantai.
Menjadi sangat berbahaya, RIP Current ini kadang tidak terlihat atau diamati secara kasat mata.
Melansir dari Kompas.com (5/9/2020) Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto juga sempat menjelaskan bahwa peristiwa wisatawan terseret arus di Pantai Parangtritis diduga disebabkan oleh RIP Current.
Saat itu empat orang wisatawan asal Madiun, Jawa Timur dilaporkan terseret arus saat mandi di pantai.
"(Peristiwa itu) karena RIP Current. Palung laut selatan Jawa itu jauh. Lebih dari 200 mil posisinya," ujar Siswanto kepada Kompas.com.
Siswanto juga menyebut kemunculan RIP Current ini tidak bisa ditebak, oleh karena itu disebut juga pembunuh yang sunyi.
Meski begitu, Sunarto membagikan cara mendeteksi lokasi RIP Current, yakni:
Melemparkan benda ke air bisa menjadi cara mendeteksi keberadaan RIP Current.
"Di atas air yang tenang bisa diletakkan sebuah benda yang mengapung, misalnya batok kelapa, ke atas ombak yang bergerak ke arah pantai," ungkapnya.
Jika benda itu terseret sampai menuju ke lepas pantai pada jalur air yang tenang, maka bisa dipastikan terjadi RIP Current.
Permukaan laut yang cenderung lebih tenang daripada sekitarnya memiliki potensi lebih besar sebagai lokasi adanya RIP Current.
"Perhatikan buih ombak yang datang, bila ada celah di antara buih-buih gelombang itu, maka kemungkinan di sekitar area itu sedang terjadi rip current atau arus pecah," kata Siswanto.
Warna air laut yang menjadi lokasi RIP Current akan cenderung lebih keruh karena arus yang kuat akan membawa serta material dari pantai.
Namun untuk itu pengamatan harus dilakukan dari tempat yang lebih tinggi.
Menurut Siswanto, RIP Current sering terjadi di ujung cekungan pantai sehingga wisatawan seharusnya perlu mewaspadai permukaan pantai yang lebih cekung daripada sekitarnya.
Sumber:
maritim.bmkg.go.id
jogja.tribunnews.com
kompas.com
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.