YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mary Jane Veloso (MJV) telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Filipina mengenai rencana kepulangannya.
Saat ini, kepulangan MJV masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat.
"Mary Jane sudah tahu. Kemarin, dia menelepon Kedutaan Besar Filipina. Atensi dari kedutaan besar Filipina sangat besar. Mungkin respons mereka sangat senang sekali," ujar Kepala Bidang Pembinaan, Bimbingan, dan Teknologi Informasi Kanwil Kemenkumham DIY, Sambiyo, di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Kamis (21/11/2024).
Sambiyo menuturkan, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut terkait kepulangan Mary Jane.
Kanwil Kemenkumham DIY juga telah menerima telepon dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI mengenai administrasi terkait identitas Mary Jane, yang telah disampaikan.
Baca juga: Bicara soal Pemindahan Mary Jane dan Transfer of Prisioner, Menko Yusril Sebut Dasarnya MLA
Menurut informasi yang diterima Sambiyo, Mary Jane akan dipindahkan ke Filipina, bukan dibebaskan.
Namun, pihaknya belum mendapatkan kepastian mengenai kapan kepulangan Mary Jane akan dilaksanakan.
"Intinya, Mary Jane saat ini dititipkan di LPP Yogyakarta. Pembebasan itu merupakan kewenangan Kejaksaan Tinggi Yogyakarta," kata dia.
Sambiyo menambahkan bahwa jika sudah ada surat resmi, Mary Jane akan dibebaskan.
Jika belum, Mary Jane akan tetap menjalani pembinaan di LPP Kelas IIB Yogyakarta di Wonosari.
Selama hampir 15 tahun penahanan, Mary Jane telah mengikuti berbagai program kegiatan di LPP, seperti membatik, menari, dan bahkan sudah fasih berbahasa Jawa.
Menjelang Natal, Mary Jane juga terlibat dalam kegiatan menghias pohon Natal.
Kepala LPP Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy, menjelaskan bahwa meskipun Mary Jane terpidana mati, dia berada di blok minimum security atau pengawasan rendah, karena dinilai mampu beradaptasi dan mematuhi aturan di LPP.
“Tidak ada turun blok juga. Selama ini memang dia berada di blok minimum security," kata Evi.
Evi menambahkan bahwa saat ini Mary Jane menjadi mentor bagi warga binaan dalam keterampilan, khususnya dalam membatik.
Baca juga: Mary Jane Tak Kunjung Dieksekusi, Ini Penjelasan Kejati DIY
"Mary Jane dapat memiliki keterampilan tersebut. Dari hasil pembinaan kemandirian, Mary Jane mendapatkan premi yang dijadikan tabungan untuk keluarganya di Filipina," ujar Evi.
Dari dua foto yang diterima, Mary Jane terlihat berdiri di dekat pohon Natal mengenakan baju warga binaan berwarna biru dan celana panjang hitam, sambil memasang hiasan berbentuk bulat pada pohon Natal.
Foto kedua menunjukkan Mary Jane sedang membatik, menggoreskan kuas di atas kain, sambil memegang botol plastik berisi cat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang