Salin Artikel

Debat Pilkada Bantul, Pandangan 3 Cawabup Bantul tentang Prostitusi, Miras, dan Pendidikan

Setiap calon Wakil Bupati diberikan pertanyaan berbeda oleh moderator debat Aryo Bagus dan Karmila Salsabela.

Calon Wakil Bupati nomor urut 2 Aris Suharyanta menjawab pertanyaan mengenai persoalan prostitusi yang meresahkan.

Aris mengatakan, akan menegakkan Perda nomor 5 tahun 2007 yang mengatur larangan pelacuran secara tegas.

Jika dibutuhkan, kata dia, ia dan pasangannya calon bupati Abdul Halim Muslih, akan berkomunikasi dengan DPRD Bantul yntuk mengubah perda tersebut agar bisa mengakomodasi larangan pelacuran online. 

"Pemerintah Daerah harus proaktif bekerja sama dengan kelurahan dan aparat penegak hukum untuk sosialisasi nilai-nilai agama dan risiko penyakit menular karena prostitusi offline dan online," kata Aris

"Secara rutin pemerintah daerah akan melakukan, mempelajari, kenapa ada pelacuran itu tentu saja dari perekonomian yang rendah. Sehingga dari situ pemerintah daerah harus andil untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakatnya agar tidak terjerumus dengan prostitusi, karena prostusi itu permasalahan ekonomi kebanyakan," kata dia.

Rony mengakui peredaran miras masif dan mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kabupaten Bantul.

Rony berjanji, ia pasangannya, Joko B Purnomo, apabila nanti terpilih akan menegakkan peraturan yang sesuai dengan peraturan daerah yang sudah berjalan dan disesuaikan dengan Instruksi Gubernur DI Yogyakarta terkait miras.

"Sehingga penjualan miras itu adalah ada yang di tempat-tempat yang telah ditentukan dan legal yang di sesuai dengan Instruksi Gubernur. Yang kedua adalah peningkatan jaga warga di RT-RT maupun kelurahan agar jangan sampai peredaran miras sampai pada dusun-dusun hingga di kelurahan," kata Rony.

Selanjutnya peningkatan fokus kegiatan ibadah, kaum rois, guru ngaji, hingga tokoh setempat untuk memberikan pengertian.

"Hal yang pasti yang mudah dilakukan adalah bagaimana pencegahan bupati dalam hal ini untuk tidak asal menandatangani ketika sebuah OSS belum berkomitmen sehingga satpol PP harus terus ditegakkan di lapangan," kata dia.

Cawabup Wahyudi Anggoro Hadi

Calon wakil Bupati Nomor urut 1 Wahyudi Anggoro Hadi, mendapatkan pertanyaan mengenai pendidikan, banyaknya kasus bullying, klitih, hingga pelecehan verbal maupun non verbal.

Ia juga ditanya soal, pergaulan bebas yang bisa mengakibatkan anak putus sekolah. Selain itu solusi gaji guru honorer yang masih rendah. 

Wahyudi mengatakan, pihaknya berkeyakinan untuk mendidik anak dibutuhkan keterlibatan keluarga dan masyarakat.

Menurutnya, pelibatan masyarakat dan keluarga adalah kunci untuk menjadikan pendidikan lebih berkualitas. 

Adapun untuk gaji guru honorer, ia akan meredesain anggaran untuk tenaga harian lepas (THL).

"Sehingga memungkinkan kita untuk meningkatkan kesejahteraan dari para guru honorer baik yang bekerja di lingkungan kementerian agama maupun kementerian pendidikan baik guru-guru honorer yang ada di lingkungan sekolah swasta maupun yang ada di sekolah negeri," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/11/08/235517278/debat-pilkada-bantul-pandangan-3-cawabup-bantul-tentang-prostitusi-miras

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com