KULON PROGO, KOMPAS.com – Buaya, satwa liar yang bukan untuk dipelihara. Waktu masih kecil, terlihat imut, menggemaskan, dan asyik untuk ditimang. Tapi setelah besar, bisa saja jadi bencana.
Diana Juniarti memelihara buaya muara di rumahnya di Bendungan Lor, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia memeliharanya sejak satwa itu masih sebesar tokek pada 2016. Memasuki tahun ke-8, buaya jantan itu memiliki panjang dua meter dengan bobot sekitar 60 Kilogram.
Baca juga: Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya
“Sering banget dipegang. Cuma, setelah agak besar, saya juga jarang di rumah dia mulai tidak bisa di-handle. Sejak umur empat tahun,” kata Diana di rumahnya, Kamis (25/4/2024).
Delapan tahun lalu, Diana membeli buaya ini di pameran reptil di alun-alun Wates. Ia memilih buaya itu karena tidak suka dengan memelihara hewan berbulu, termasuk kucing.
Ia merogoh Rp 400.000 untuk mendapat buaya ini.
Semua orang di rumah suka dengan binatang melata ini. Seiring usia dan tubuhnya yang bertambah besar, makanan yang disantap si buaya juga semakin banyak.
Saat masih bayi, Diana hanya memberikan jangkrik, kemudian katak, dan kini daging ayam.
Buaya yang dinamai Wilow itu juga dimandikan oleh Diana dan keluarganya.
“Sudah seperti keluarga sendiri karena dari kecil dimandiin,” katanya.
Namun, setelah sebesar ini, timbul jerih pada anggota keluarga. Mereka akhirnya menyerahkan buaya ke Balai KSDAE Yogyakarta.
Buaya dua meter dievakuasi dari rumah Diana, Kamis (25/4/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
Kantor BKSDA Yogyakarta menerjunkan empat petugas dari kantor Resort Konservasi Wilayah (RKW) Kulon Progo.
Mereka menangkap buaya dengan tali tampar, mengeluarkan dari kolam dengan cara mengangkatnya, lalu mengikat dan menutup muka buaya.
Sejumlah perlawanan buaya tidak berlangsung lama. Tim KSDA bisa mengangkatnya dalam kondisi sudah terikat dan membawanya pergi.