Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Kompas.com, 25 April 2024, 04:49 WIB
Dani Julius Zebua,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Lantunan selawat terdengar sayup-sayup di SD Negeri Bugel, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Senin (22/4/2024) sekitar pukul 08.20 WIB. 

Suara tersebut berasal dari 107 siswa dan 9 guru yang sedang berjalan keluar dari sekolah yang terletak di  Padukuhan Gelaran Wetan, Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo itu. 

Mereka menapaki jalan tanah sekitar 30-50 meter, menuju dua rumah kayu limasan bersebelahan. Di sana, sawah luas jadi pemandangan. Nyiur tumbuh di sekeliling rumah.

Pelajar kelas 1 dan kelas 2 menempati rumah limasan terdekat. Pelajar kelas 3-6 masuk ke rumah limasan yang sedikit lebih jauh.

Baca juga: Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Selawat berhenti setelah guru dan pelajar memasuki rumah. Lantunan selawat itu seolah sebagai tanda perpisahan dengan bangunan sekolah yang terdampak pelebaran Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).

Halaman utama SD Bugel separuh gedung beton sekolah berada masuk dalam penetapan lokasi pembangunan jalan. Tak hanya itu, SD tersebut juga terdampak pembangunan jaringan SPAM Kamijoro-Bandara YIA.

Pembangunan jalan akan segera dilakukan. Sehingga bangunan sekolah harus dikosongkan meski belum ada pengganti.

Kepindahan ke sekolah sementara itu pun disampaikan Kepala Sekolah SDN Bugel, Ngadikin saat acara halalbihalal. Ia mengatakan dengan bahasa sederhana dan mudah dicerna para siswa. 

Meski pindah ke sekolah sementara, para pelajar tampak gembira dengan rencana itu. Sementara para guru menahan haru.

“Yang penting semangatmu. Ruang misal tidak seluas sekarang, tapi semangatmu harus lebih luas. Ruang seindah tempat ini, tapi semangatmu, hatimu, harus semakin indah. Kita syukuri daripada sekolah di bawah tenda. Dulu ketika gempa Bantul ada sekolah di bawah tenda,” kata Ngadikin di hadapan ratusan muridnya.

Rumah warga jadi tempat belajar

Ngadikin mengatakan, pihaknya meminjam rumah warga untuk tempat belajar sampai terbangunnya gedung baru. Hal ini, kata dia, sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kulon Progo. 

“Kami pindah resmi hari ini pada KBM (kegiatan belajar mengajar) kelanjutan semester dua ini. Kami masuk rumah milik person (warga setempat), dua bangunan. Kami sudah berkoordinasi dengan dinas,” kata Ngadikin. 

Dia mengatakan kedua rumah warga tersebut cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Pasalnya, masing-masing rumah memiliki ruangan besar yang bisa disekat-sekat untuk menampung semua pelajar. 

Menurutnya, sekolah sebenarnya sudah mendapat restu menggunakan tanah kas desa yang ada di samping sekolah. Namun, izin pemanfaatan tanah masih menggantung.

Padahal harapannya gedung baru sudah terbangun saat guru dan siswa pindah. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar bisa berjalan normal. 

Baca juga: Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau