“Kami belum tahu jelas kelanjutannya (gedung baru),” kata Ngadikin.
“Harapan kami cepat (selesai terwujud sekolah yang baru),” kata Ngadikin.
Ditemui belum lama ini, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kulon Progo, Nur Hadiyanto mengakui rencana pembangunan gedung sekolah baru untuk SDN Bugel sudah cukup lama.
Namun, kata dia, tidak mudah mendapatkan tanah kas desa yang bisa dipakai untuk gedung sekolah.
“Lokasi baru tidak mudah, mulai pembebasan tanah atau izin, sampai ketemu untuk jadi tempat relokasi,” kata Nur pada kesempatan sebelumnya.
Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di rumah warga memang penuh tantangan. Terlebih karena kelas satu dengan lain hanya dipisah sekat yang masih tembus suara.
Seperti halnya kelas 1 dan 2, masing-masing dihuni sekitar 20 pelajar. Kedua kelas terpisah partisi kayu dengan langit-langit rumah yang sama.
Suara guru mengajar dan guyubnya pelajar terdengar jelas dari kelas sebelah.
“Kami memberi sekat, tidak permanen, terbatas. Dampaknya jelas, idealnya antar kelas terhindar dari keterbisingan,” kata Ngadikin
“Bapak Ibu guru harus berstrategi cara mengatasi. Kebisingan tidak bisa dihindari,” katanya lagi.
Situasi sama juga di kelas 3-6 di bangunan sebelah. Bangunan semi permanen di sana terbagi beberapa ruangan. Kelas jadi sempit, pelajar serasa terhimpit meja kursi. Selain itu, hawanya gerah.
“Tidak (bisa konsentrasi). Bising. (Ingin) tidak berisik,” kata Kasih, pelajar kelas 6.
Orangtua siswa kelas 1, Purwaningsih mengakui, sekolah sementara memang belum layak bagi KBM.
“Memang kurang layak (ruang kelas). Ya begitulah. Dari pada belajar di rumah malah tidak bisa, bapak ibunya tidak bisa mengajar,” katanya.
Meski begitu, dia mengaku tak masalah kegiatan belajar dipindah ke rumah tersebut. Pasalnya, lokasi alternatif lain sangat jauh. Sedangkan terdekat adalah sekolah swasta.
Baca juga: Kisah Kasmi Cari Adiknya yang Hilang sejak 2017, Ternyata Jadi Korban Pembunuhan di Makassar
Sekolah yang ada saat ini juga melayani anak-anak dari dua dusun sekitar. Semakin jauh sekolah sementara maka warga akan kesulitan.
“Kami mengharapkan dibangunkan sekolah baru. Yang layak. Yang bagus untuk sekolah. (Apalagi) katanya (baru ada bangunan baru) dua tahun (ke depan) kalau tidak salah,” kata Purwaningsih.
Sebagai orangtua murid, ia berharap, siswa tetap bersemangat walau belajar di tengah kesulitan. Menurutnya, banyak sekolah serupa tapi melahirkan pelajar yang pintar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.