Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DIY Sebut Kasus Antraks Gunungkidul Seharusnya Sudah KLB

Kompas.com - 05/07/2023, 19:22 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yoyakarta (DIY) Pembajun Setyaningastutie menilai kasus antraks di Gunungkidul seharusnya sudah masuk Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Harusnya sudah KLB. Tapi, kita menunggu Kabupaten Gunungkidul. Kalau Gunungkidul tidak menyatakan KLB, tidak bisa Bapak Gubernur mengatakan KLB. Kecuali, kalau misalnya gempa, ada penyakit Covid, itu sudah KLB yang mewabah dan menjadi pandemi," kata Pembajun, saat dihubungi, pada Rabu (5/7/2023).

Pembajun menuturkan, kasus antraks ditetapkan sebagai KLB jika memenuhi beberpa syarat yakni ditemukan satu kasus atau lebih dari satu dan ditemukan adanya satu orang meninggal karena Antraks.

"Jadi, kasus antraks 1 atau lebih dari 1, sudah ada kematian. Harusnya distatuskan KLB apalagi 85 menajdi suspek, ya sudah harus KLB," kata dia.

Baca juga: Antraks Gunungkidul, Sultan: Pengawas Lalu Lintas Hewan Ternak Jangan Hanya Duduk-duduk di Pos

"Ya kita tunggu saja Gunungkidul mau mengeluarkan KLB-nya tidak," kata dia.

Ia mengatakan, KLB harus ditetapkan secara berjenjan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang yang berlaku, tidak bisa Gubernur DIY mengintervensi dalam penetapan KLB dalam kasus antraks.

"Status itu harus ditetapkan dulu secara berjenjang. Enggak bisa terus Bapak Gubernur, beliau harus mendapat masukan dulu dari kabupaten. Begitu UU dan peraturannya," ujar dia.

Pembajun mengatakan, dengan ditetapkan KLB maka dapat mempercepat penanganan kasus antraks di DIY.

Walaupun belum ditetapkan antraks, Dinas Kesehatan DIY sudah langsung bergerak saat ditemukannya satu kasus antraks pada bulan Juni lalu.

"Kami sudah bergerak ke bawah dan kami sudah minta kabupaten untuk memberikan statusnya KLB supaya masyarakat waspada," ujar Pembajun.

Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY adalah melakukan skrining, hingga melakukan penelitian epidemiologi, pengambilan sampel darah dan dikirim ke Bogor, langkah ini dilakukan walaupun Kabupaten Gunungkidul belum menetapkan KLB.

Baca juga: Kasus Antraks Gunungkidul, Warga Menggali Kembali Sapi Mati yang Sudah Dikubur untuk Dikonsumsi

"Begitu ada kasus kami turun melakukan penelitian epidemiologi itu sudah pakem SOP," ujar dia.

Pihaknya turun melakukan penanganan di lapangan sejak tanggal 5 Juni 2023.

Namun, sampai sekarang Pemerintah Kabupaten Gunungkidul belum menyatakan kasus ini sebagai KLB.

"Laporan Dinkes Gunungkidul kepada kami sudah kita lakukan sejak 5 Juni kita sudah turun bareng. Cuma statemen ini (KLB) tidak ada dari pimpinan wilayah setempat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com