KOMPAS.com - Makam Girigondo yang dikenal juga sebagai Astana Girigondo atau Pasarean Girigondo adalah kompleks pemakaman Adipati Pakualaman beserta para kerabatnya.
Lokasi Kompleks Makam Girigondo berada di sebuah bukit di Dusun Girigondo, Desa Kaligintung, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan
Jarak Kompleks Makam Girigondo dari Kota Wates adalah sekitar 10 kilometer.
Di Kompleks Makam Girigondo, terdapat makam dari KGPAA Paku Alam V sampai dengan KGPAA Paku Alam IX beserta para kerabat.
Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan
Sebelum didirikannya makam ini, makam Adipati Pakualaman berada di Kompleks Makam Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Namun seiring berjalannya waktu, kompleks makam tersebut mulai penuh sehingga KGPAA Paku Alam V harus mencari lokasi baru untuk makam Pakualaman selanjutnya.
Baca juga: Menilik Astana Giribangun, Makam Soeharto dan Ibu Tien di Kaki Gunung Lawu
Alasan pemilihan lokasi makam di Kulon Progo ternyata tidak lepas dari asal-usul KGPAA Paku Alam V.
Beliau merupakan putra KGPAA Paku Alam II dari Garwa Ampeyan bernama Raden Ayu Resminingdiah yang berasal dari daerah Trayu, Kulon Progo.
Seperti layaknya makam para wali dan raja, kemudian dipilih lokasi kompleks pemakaman yang letaknya di tempat yang tinggi atau di puncak bukit.
Hal ini karena semakin tinggi status yang disandang, maka nantinya akan semakin tinggi pula letak makamnya.
Kompleks Makam Girigondo pertama kali digunakan sebagai makam KGPAA Paku Alam V, yaitu pada bulan September 1900.
Selanjutnya di kompleks ini juga terdapat makam KGPAA Paku Alam VI, KGPAA Paku Alam VII, KGPAA Paku Alam VIII, KGPAA Paku Alam IX, dan para kerabatnya.
Kompleks Makam Girigondo juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui keputusan menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor PM.89/PM.007/MKP/2011.
Kompleks Makam Girigondo berdiri di atas sebuah bukit yang dulu bernama Gunung Keling dan menghadap ke selatan.
Struktur bangunannya terdiri dari 6 tingkat atau teras yang semakin tinggi ke belakang, sementara tiap-tiap teras dihubungkan dengan tangga.